COVER Putri Jasmine Ramadhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Putri Jasmine Ramadhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Putri Jasmine Ramadhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Putri Jasmine Ramadhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Putri Jasmine Ramadhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Putri Jasmine Ramadhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Putri Jasmine Ramadhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Deteriorasi pada infrastruktur PLTA Cirata salah satunya disebabkan oleh
microbiologically influenced corrosion (MIC). Dari penelitian sebelumnya, teramati
komunitas bakteri dari kedalaman 0.5 m mampu menginduksi korosi hingga laju 5.66
mm/tahun pada skala laboratorium dan 0.28 mm/tahun pada skala lapangan. Terdapat
aktivitas MIC pada kondisi aerobik tersebut yang dilakukan oleh nitrite oxidizing
bacteria (NOB) dan acid producing bacteria (APB), namun belum dievaluasi perilaku
korosi secara spesifik terhadap keduanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi
NOB dan APB dari Waduk Cirata serta menentukan perilaku korosi komunitas
keduanya. Pada tahap awal dilakukan isolasi dan karakterisasi morfologi isolat. Lalu
dilanjutkan dengan penapisan APB (di medium TSIA) dan NOB (di medium LMM) serta
menentukan perilaku korosinya. Kemudian dilakukan uji percepatan korosi dengan
menginokulasikan konsorsium dari 3 isolat kandidat. Lalu diamati perubahan pH, TDS,
kelimpahan bakteri biofilm dan planktonik, laju korosi dengan metode weight loss, berat
biofilm & produk korosi, serta konsentrasi nitrat dan sulfida akhir dengan kolorimetri
setiap 3 hari selama 30 hari dengan kondisi inkubasi gelap, statis, pH awal 7.8, suhu
25°C. Dari penapisan 13 isolat, dipilih isolat F, G, dan L yang memiliki aktivitas NOB
terkonfirmasi dengan residu nitrit ketiga isolat sebesar 3.197 mM, 3.216 mM, dan 2.9
mM berturut-turut, lebih rendah dibandingkan kontrol abiotik (8.883 mM). Isolat F dan
G juga berperan sebagai APB, terkonfirmasi melalui perubahan warna TSIA menjadi
kuning. Isolat G terkonfirmasi menginduksi korosi di hari ke-7 (18 ?m/tahun), isolat L
pada hari ke-14 (13 ?m/tahun), sementara isolat F tidak menginduksi korosi. Pada uji
percepatan korosi, laju korosi perlakuan F:G:L (2:1:100) maksimum di hari ke-3 inkubasi
sebesar 13.8 ?m/tahun sedangkan G:L (1:100) 4.6 ?m /tahun di hari yang sama. Teramati
3 siklus biofilm pada kedua perlakuan, dengan kelimpahan bakteri planktonik menurun
sebesar 2 log CFU/mL dan kelimpahan bakteri biofilm meningkat 3 log CFU/g.
Konsentrasi nitrat maksimum pada perlakuan F:G:L dan G:L secara berurutan yaitu 0.37
mM dan 0.47 mM. Teramati pula penurunan pH dari 7.95 ke 6.8 (G:L) serta 8.1 ke 7
(F:G:L). Kesimpulan dari penelitian ini adalah isolat NOB dan APB berhasil diisolasi
dari perairan Waduk Cirata. Perilaku korosi komunitas NOB dan APB dapat ditentukan
dengan uji percepatan korosi dengan hasil komunitas NOB dan APB korosif (G:L) dapat
mempercepat korosi hingga 10 kali dibandingkan kontrol abiotik, serta komunitas NOB,
APB non korosif, APB korosif (F:G:L) mempercepat laju korosi 3.3 kali dibandingkan
kontrol abiotik.