Antrian terjadi ketika kapasitas pelayanan sudah tidak bisa melayani, tetapi pelanggan terus berdatangan, sehingga pelanggan harus menunggu. Selain menunggu, pelanggan dapat ditolak dari sistem (balking). Data yang digunakan sebagai kedatangan pelanggan, berupa data pertambahan kasus pasien positif COVID-19 di SWK Arcamanik, pada 17 September 2020 sampai 4 Februari 2021. SWK Arcamanik sering masuk ke salah satu kasus positif COVID-19 tertinggi di Kota Bandung. Server yang digunakan adalah banyaknya tempat tidur di RS Hermina Arcamanik. Metode yang digunakan adalah simulasi kejadian diskret, dengan model antrian (G/M/c):(FIFO/c/?)-Erlang B. Semakin banyak server, maka peluang pelanggan ditolak akan konvergen ke nol. Minimal tempat tidur yang dibutuhkan, agar pasien yang datang tidak ditolak adalah 32 tempat tidur. Pasien yang ditolak dapat mengunjungi ke rumah sakit lain sebagai alternatif yaitu RSHS. Proprosi tempat tidur untuk pasien dari SWK Arcamanik adalah 0,16 kali, dari tempat tidur kosong yang berlebih. Agar pasien mendapatkan perawatan di kedua rumah sakit, maka banyaknya kasus pertambahan COVID-19 tidak boleh melebihi dari 62 kasus.