digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Meutia Diva Hakim
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER Meutia Diva Hakim
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Meutia Diva Hakim
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Meutia Diva Hakim
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Meutia Diva Hakim
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Meutia Diva Hakim
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Meutia Diva Hakim
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Meutia Diva Hakim
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Penyakit hepatitis B merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B (HBV). Infeksi HBV dapat menyebabkan penyakit akut dan kronis. Infeksi kronis dari HBV ini dapat menyebabkan penyakit serius lainnya seperti sirosis dan kanker hati. Untuk mencegah berkembangnya penyakit akibat infeksi hepatitis B, pencegahan dan pengobatan penting untuk dilakukan. Salah satu pengobatan penyakit hepatitis B yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan antibodi terapeutik yaitu Hepatitis B Immunoglobulin (HBIG). HBIG diketahui efektif untuk mencegah infeksi ulang HBV pada pasien cangkok hati. HBIG juga digunakan untuk pengobatan hepatitis B pada bayi yang yang terlahir dari ibu yang positif hepatitis B dan pengobatan pasien HBV yang tertular melalui kontak seksual. HBIG diisolasi dari serum donor positif hepatitis B dengan keamanan yang dijamin oleh standar produk yang ketat, tetapi hal tersebut dapat meningkatkan biaya produksi dan harga untuk konsumen. Oleh karena itu, perlu adanya alternatif produksi dari antibodi terapeutik ini. Sel mamalia merupakan sel yang umum digunakan untuk produksi protein rekombinan yang disetujui oleh FDA. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melakukan konstruksi plasmid yang disisipi gen pengkode rantai berat dan rantai ringan antibodi IgG manusia yang mengenali HBsAg subtipe adr dan melakukan sintesis antibodi monoklonal manusia IgG1 terhadap HBsAg subtipe adr secara in vitro dengan menggunakan sel CHL-YN. Sekuens DNA untuk rantai berat dan rantai ringan dari antibodi monoklonal IgG1 terhadap HBsAg diperoleh dari GenBank dengan nomor akses JF700211 dan JF970210. Gen pengkode rantai berat antibodi dengan berat 1422 bp disisipkan ke dalam plasmid pEHX1.2 dan gen pengkode rantai ringan antibodi dengan ukuran 729 bp disisipkan ke dalam plasmid pELX2.2. Kedua plasmid tersebut digabungkan sehingga menghasilkan plasmid pELC2+HC yang tersisipi gen pengkode rantai berat dan rantai ringan antibodi. Plasmid pELC2+HC?rantai berat dan rantai ringan diperbanyak dalam E. coli yang dikultur dengan 100 ml medium LB cair. Sebelum dilakukan transfeksi pada sel CHL-¬YN, endotoxin pada plasmid pELC2+HC?rantai berat dan rantai ringan dihilangkan dengan menggunakan kit MiraCLEAN® Endotoxin Removal. Plasmid pELC2+HC?rantai berat dan rantai ringan ditransfeksikan secara transien dengan metode elektroporasi pada sel CHL-YN. Proses transfeksi 1 µg plasmid dilakukan ke dalam 1 x 106 sel CHL-YN yang dikultur pada 6 wellplate. Pada proses transfeksi digunakan mock (transfeksi hanya plasmid tanpa penyisipan gen) sebagai pembanding. Antibodi IgG manusia berhasil diekspresikan dan disekresikan pada medium sel kultur CHL-YN. Hasil Western blotting dari medium yang diisolasi dari kultur sel CHL-YN yang ditransfeksi menunjukkan adanya dua pita berukuran ±55 kDa (rantai berat antibodi) dan ±25 kDa (rantai ringan antibodi) pada jam ke 48 dan 72 sesudah transfeksi. Hasil pengujian ELISA menunjukkan antibodi IgG manusia yang dihasilkan memiliki afinitas atau kemampuan mengenali dan berikatan dengan HBsAg subtipe adr. Hal ini ditunjukkan dengan nilai absorbansi pada semua sampel lebih tinggi dibandingkan mock (transfeksi plasmid tanpa insersi gen) dan kontrol negatif (tidak ditransfeksi) pada jam ke 48 dan 72 sesudah sel ditransfeksi dengan nilai absorbansi berturut- turut (jam ke 48: 0,514; 0,531, 0,611; 0,649) dan (jam ke 72: 0,789; 0,815; 0,721; 0,789). Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa plasmid yang disisipi gen pengkode antibodi IgG manusia HBsAg subtipe adr berhasil dikonstruksi dan antibodi IgG manusia yang mengenali HBsAg berhasil disintesis secara in vitro dengan sel CHL-YN.