Kurkumin merupakan produk alam yang dikandung rimpang kunyit (Curcuma
longa L). Aktivitas biologis kurkumin dan turunannya yang telah diuji diantaranya
adalah sebagai antioksidan, antibakterial, antifungal, anti-viral, anti-inflamasi dan
anti-angiogenik serta agen untuk penyakit degeneratif seperti anti-alzheimer, antikanker dan lainnya. Kendala pengembangan kurkumin sebagai zat aktif antara lain
adalah absorbsi yang buruk, kelarutan rendah, metabolism dan eliminasi yang cepat
serta ketersediaan hayati yang buruk. Sejumlah usulan untuk meningkatkan
ketersediaan hayati kurkumin adalah penggunaan bersama ajuvan, dalam bentuk
nanopartikel, kompleks logam-kurkumin, pengembangan senyawa baru yang
analog dengan kurkumin, serta konjugasi dan biokonjugasi.
Penelitian ini mengembangkan senyawa baru analog kurkumin yang didesain
dengan pendekatan kemiripan farmakofor yang diperoleh secara ligand-based.
Oleh karena itu, penelitian diawali dengan pencarian senyawa pemandu (lead
compound). Senyawa pemandu menjadi dasar dalam penentuan model farmakofor
analog kurkumin, dan model farmakofor yang diperoleh secara ligand-based
selanjutnya menjadi dasar dalam desain senyawa analog kurkumin yang baru.
Senyawa analog kurkumin hasil desain dipelajari sifat fisikokimia dan
farmakokinetikanya dengan pendekatan druglikeness analysis dengan kurkumin
sebagai pembanding. Senyawa analog kurkumin hasil desain juga dipelajari
interaksinya dengan protein DYRK2, yaitu reseptor kanker yang banyak dipelajari
dalam pencarian kandidat antikanker karena peranannya sebagai salah satu
regulator proteasome. Sel yang kekurangan DYRK2 menunjukkan proliferasi yang
lebih lambat. Senyawa analog kurkumin hasil desain disintesis diuji aktivitas
sitotoksisitas secara in vitro terhadap sel HeLa (sel kanker mulut rahim), WiDR (sel
kanker usus), HepG2 (sel kanker hati), T47D (sel kanker payudara), MCF-7 (sel
kanker payudara) dan Vero (sel normal) dengan menggunakan kurkumin dan
sisplatin sebagai pembanding.
Hasil analisis farmakofor senyawa pemandu (kurkumin dan 23 senyawa analog
kurkumin yang terbukti aktif sebagai penghambat proliferasi sel ?B) telah terpilih
model farmakofor yang memiliki fitur akseptor dan donor H-bond dari gugus
hidroksi (-OH) yang terikat pada posisi para cincin aromatik, fitur aromatik, dan
fitur akseptor H-bond dari oksigen karbonil.
Dari desain senyawa berdasarkan kemiripan fitur farmokofor telah diperoleh enam
senyawa analog kurkumin, yaitu (1E,4E)-1,5-bis(4-hydroxyphenyl)penta-1,4-dien3-one, atau dihidroksidibenzalaseton (DOHDAC); (1E,4E)-1,5-bis(3,4-
dihydroxyphenyl)penta-1,4-dien-3-one, atau tetrahidroksi-dibenzalaseton
(TOHDAC); ((1E,4E)-3-oxopenta-1,4-diene-1,5-diyl)bis(4,1-phenylene) diacetate,
atau diasetatdibenzalaseton (DADBAC) ((1E,4E)-3-oxopenta-1,4-diene-1,5-
diyl)bis(benzene-4,1,2-triyl) tetraacetate, atau tetraasetatdibenzalaseton
(TADBAC); diethyl 2,2'-((((1E,4E)-3-oxopenta-1,4-diene-1,5-diyl)bis(4,1-
phenylene))bis(oxy)) diacetat, atau dietilasetat-O-dibenzalaseton (DEAODBAC);
dan 4-formyl-1,2-phenylene diacetate, atau diasetatbenzaldehid (DABA).
Berdasarkan prediksi absorpsi dan permeabilitas membran menggunakan
parameter nilai logP dan logD menunjukkan bahwa keenam senyawa analog
kurkumin mampu menembus membran biologis dengan baik. Hasil prediksi
distribusi obat dalam menembus sawar darah-otak menunjukkan bahwa keenam
senyawa analog Kurkumin mempunyai kemampuan penembusan lebih baik
daripada kurkumin. Enam senyawa analog kurkumin tidak menghambat CYP3A4
dan dua senyawa DEAODBAC dan DOHDBAC dapat menjadi substrat CYP3A4.
Enam senyawa analog kurkumin menunjukkan waktu paro prediktif di atas 0,5 yang
berarti dapat direkomendasikan sebagai kandidat obat yang baik. Berdasarkan hasil
prediksi FDAMDD menunjukkan bahwa kurkumin dan enam senyawa analog
kurkumin tidak bersifat toksik.
Simulasi penambatan molekular menunjukkan afinitas TOHDBAC (?13,62 kkal/
mol) dan DOHDBAC (?12,48 kkal/mol) adalah lebih baik daripada kurkumin
(?12,46 kkal/mol) dalam interaksinya dengan protein DYRK2. Simulasi
dinamika molekular menunjukkan keenam analog kurkumin memiliki energi
pengikatan dengan DYRK2 lebih rendah dibanding kurkumin (?53.058 kJ/mol)
sehingga diprediksi memiliki aktivitas antikanker yang lebih tinggi dibanding
kurkumin. Kurkumin merupakan ligan standar pada reseptor 5ZTN.
Hasil uji sitotoksisitas menunjukkan bahwa senyawa TOHDBAC mempunyai
aktivitas sitotoksik terbaik diantara enam analog kurkumin karena mempunyai nilai
IC50 pada sel HeLa (2,95 µM), WiDR (5,33 µM), T47D (4,26 µM) dan HepG2
(18,56 µM) yang lebih baik dibanding kurkumin. Nilai IC50 TOHDBAC tersebut
juga lebih baik dibanding sisplatin pada sel HeLa, WiDR, dan HepG2. DOHDBAC
(2,34 µM) dan DADBAC (5,39 µM) memiliki IC50 lebih baik daripada kurkumin
dan sisplatin terhadap HepG2. Hasil uji pada sel Vero menunjukkan bahwa sisplatin
dan kurkumin memiliki sitotoksisitas yang lebih tinggi dibanding keenam analog
kurkumin.