digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dicky Abrian Setiyanto
PUBLIC Dewi Supryati

COVER Dicky Abrian Setiyanto
PUBLIC Dewi Supryati

BAB 1 Dicky Abrian Setiyanto
PUBLIC Dewi Supryati

BAB 2 Dicky Abrian Setiyanto
PUBLIC Dewi Supryati

BAB 3 Dicky Abrian Setiyanto
PUBLIC Dewi Supryati

BAB 4 Dicky Abrian Setiyanto
PUBLIC Dewi Supryati

BAB 5 Dicky Abrian Setiyanto
PUBLIC Dewi Supryati

BAB 6 Dicky Abrian Setiyanto
PUBLIC Dewi Supryati

PUSTAKA Dicky Abrian Setiyanto
PUBLIC Dewi Supryati

Perusahaan manufaktur merupakan salah satu perusahaan yang sering kali mempertimbangkan beberapa teknik untuk meningkatkan performa dari perusahaan tersebut seperti penjadwalan produksi dan perencanaan kebijakan pemeliharaan mesin. Pada umumnya penjadwalan produksi dan perencanaan pemeliharaan pada sistem manufaktur merupakan dua aktivitas yang saling interdependent. Tidak diberdayakannya penjadwalan produksi dan perencanaan pemeliharaan secara bersamaan akan menimbulkan jadwal produksi yang tidak pasti ditambah lagi dengan kondisi mesin yang tidak tentu. Model optimisasi dengan kategori mixed integer non linear programming juga dirancang sebagai kriteria performansi dimana fungsi dari model optimisasi ini adalah untuk menghitung nilai total biaya produksi yang terdiri dari biaya produksi, biaya maintenance dan biaya keterlambatan. Algoritma pencarian solusi juga dibutuhkan untuk menjalankan model optimisasi pada penelitian kali ini dimana algoritma yang digunakan berbasis algoritma genetika. Algoritma yang dirancang untuk penelitian kali ini bersifat sequencing dimana parameter yang akan digunakan adalah reliability threshold yang dapat digunakan untuk menentukan rencana pemeliharaan mesin. Setelah rencana pemeliharaan mesin ditentukan, penjadwalan produksi kemudian dapat dicari sehingga keterlambatan dapat diminimasi. Dari hasil penelitian kali ini, terbukti bahwa algoritma genetika dapat menyelesaikan permasalahan penjadwalan produksi dan perencanaan pemeliharaan dimana nilai reliability threshold sangat berpengaruh terhadap penjadwalan produksi jika nilainya diubah. Selain itu berdasarkan fungsi tujuan, total biaya produksi juga dapat diminimasi.