COVER Mawar Chatarina A Silalahi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Mawar Chatarina A Silalahi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Mawar Chatarina A Silalahi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Mawar Chatarina A Silalahi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Mawar Chatarina A Silalahi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Mawar Chatarina A Silalahi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Mawar Chatarina A Silalahi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Mawar Chatarina A Silalahi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Hutan mangrove memiliki persebaran yang luas di berbagai wilayah di Indonesia. Hutan mangrove
alami sebagian besar terdapat di Pulau Papua dengan luas mencapai 1,3 juta ha, yang mencakup 32% -
40% dari keseluruhan luas mangrove di Indonesia. Hutan mangrove secara alami tumbuh di beberapa
tipe wilayah pesisir yang masih terpengaruh pasang surut air laut, seperti wilayah estuari dan riparian.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kondisi vegetasi mangrove estuari dan riparian di
Timika, Papua, dengan parameter yang dibandingkan meliputi kekayaan jenis, indeks keanekaragaman
jenis, dan Indeks Nilai Penting (INP). Perbedaan kondisi vegetasi di kedua komunitas tersebut juga
dianalisis berdasarkan nilai similarity index-nya (SI). Penelitian ini menggunakan data sekunder yang
dipublikasi oleh Center for International Forestry Research (CIFOR). Pengambilan data dilakukan
pada tahun 2011 dengan metode stratified sampling. Jumlah sampel untuk mangrove estuari dan
riparian masing masing adalah 12 petak persegi berukuran 0,5 ha. Hasil penelitian menunjukkan
terdapat empat jenis pohon di wilayah estuari (Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata,
Bruguiera gymnorrhiza, Camptostemon philippinense) dan delapan jenis pohon di wilayah riparian
(Rhizophora apiculata, Xylocarpus granatum, Ceriops tagal, Bruguiera gymnorrhiza, Rhizophora
stylosa, Altingia excelsa, Canarium indicum, Camptostemon philippinense). Indeks keanekaragaman
jenis Shannon Wiener (H’) di wilayah estuari lebih rendah (0,61) dibandingkan dengan wilayah riparian
(1,61). Wilayah estuari didominasi oleh jenis Rhizophora apiculata (INP 213,1%), sedangkan wilayah
riparian didominasi oleh jenis Bruguiera gymnorrhiza (INP 122,7%). Komunitas vegetasi mangrove di
wilayah estuari dan riparian memiliki tingkat kesamaan komunitas sedang dengan nilai SI sebesar 50%.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi peningkatan efektivitas restorasi hutan
mangrove, terutama berupa informasi tentang karakteristik alami vegetasi mangrove di lokasi yang
berbeda.