Disinfection byproducts (DbP) adalah mikro polutan organik, yang terbentuk
selama disinfeksi air. Karena efek toksisitasnya dalam kisaran konsentrasi ?g / L,
DbP harus dihilangkan untuk menjamin kualitas air. Teknologi membran
merupakan metode yang menjanjikan dalam pemisahan skala molekular. Oleh
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan teknologi
dan material membran serta tantangan dan prospeknya dalam pemisahan DbP.
Berdasarkan kajian, membran filtrasi antara lain reverse osmosis (RO),
nanofiltrasi (NF), ultrafiltrasi (UF), dan forward osmosis (FO) telah
dikembangkan untuk pemisahan DbP. Mekanisme pemisahannya didominasi oleh
efek halangan sterik dan elektrostatik. Membran katalitik seperti Nanoparticlecatalytic
membrane reactor (Np-CMR) juga telah diaplikasikan untuk degradasi
DbP melalui reaksi reduksi, yang secara simultan membentuk asam organik.
Secara umum, kinerja membran untuk penyisihan atau degradasi DbP berkisar
antara 40-100%. Namun, pengembangan membran masih memiliki beberapa
tantangan seperti ketidakseimbangan antara permeabilitas dan selektifitas, fouling,
dan biaya operasional. Hal ini menstimulasi pengembangan membran dengan
karakteristik superhidrofilik dan defect-free. Polimer hidrofilik dan nanomaterial
seperti metal oksida, aquaporin, graphene oxide (GO), dan metal organic
framework (MOF) telah digunakan sebagai bahan aditif. Berdasarkan data, laju
penyisihan atau degradasi DbP dari membran termodifikasi lebih tinggi 30-50%
dibandingkan membran tanpa modifikasi. Selanjutnya, prospek pengembangan
membran dengan nanomaterial nanosheet (ketebalan <100nm dan nanoporous)
dapat dipertimbangkan. Selain itu, kemampuan membran Np-CMR untuk
memproduksi asam organik memberikan wawasan metode baru untuk reuse air
limbah terkontaminasi DbP.