digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Faris Dinulhaq
PUBLIC Alice Diniarti

Kanker merupakan penyakit yang diakibatkan oleh abnormalitas sel dalam berproliferasi. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk menanggulangi penyakit ini adalah melakukan operasi pengangkatan jaringan kanker. Identifikasi jaringan kanker dalam tahap operasi (konsultasi intraoperatif) merupakan tahapan penting bagi tim dokter untuk menentukan kelanjutan operasi yang dilakukan. Hingga saat ini identifikasi jaringan pada konsultasi intraoperatif masih dilakukan secara manual menggunakan metode histologi cryosection. Metode cryosection dilaporkan memiliki akurasi yang cukup baik dalam identifikasi jaringan kanker. Namun akurasi metode ini sangat bergantung pada keahlian tim medis dan rentan terhadap human error. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu metode identifikasi terstandar dari suatu jaringan kanker untuk konsultasi intraoperatif yang dapat mereduksi human error. Pengembangan metode identifikasi kanker menggunakan nilai permitivitas jaringan di frekuensi mikro dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan hasil yang cukup menjanjikan. Hal ini dikarenakan pengukuran permitivitas jaringan menggunakan frekuensi mikro memungkinkan pemindaian berulang terhadap jaringan tanpa merusak jaringan tersebut. Selain itu, pada studi-studi sebelumnya di beberapa jenis kanker ditemukan perbedaan permitivitas jaringan yang nyata antara jaringan kanker dan normal. Namun belum ada penelitian yang melaporkan aplikasi metode ini, terutama untuk konsultasi intraoperatif pada jenis kanker serviks dan ovarium. Untuk menjawab hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk membuat dan menguji alat yang mampu membedakan jaringan kanker dan normal berdasarkan nilai permitivitas jaringan menggunakan frekuensi mikro pada ovarium dan serviks. Selain dapat memberikan hasil diagnosis yang minim human error, alat yang dibuat didesain harus bersifat portable untuk memudahkan penggunaan di ruang operasi dan mampu memberikan hasil diagnosa lebih cepat dibandingkan dengan metode cryosection. Tahapan awal penelitian adalah konstruksi alat yang akan digunakan untuk mengukur permitivitas. Alat yang sudah dibuat kemudian diuji kemampuannya dalam membedakan jaringan berdasarkan parameter kadar air dan jenis jaringan sebelum pengukuran sampel kanker. Pengukuran dilakukan tiap 0,002 GHz dalam rentang frekuensi gelombang mikro 8,2-12,4 GHz atau sekitar 2000 titik pengukuran dengan metode pengukuran TE10. Hasil pengukuran kemudian diolah dengan metode TPS (transmission phase shift) untuk diketahui nilai permitivitasnya. Tahapan selanjutnya adalah pengukuran sampel jaringan serviks (n=13) dan ovarium (n=12) yang didapat dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Jaringan diidentifikasi berdasarkan diagnosa tim dokter RSHS. Sampel segar hasil operasi kemudian diukur dengan alat yang sudah dibuat dalam waktu kurang dari 2 jam. Nilai permitivitas dari masing-masing jenis jaringan lalu dibandingkan dan diuji signifikansinya menggunakan analisa statistik. Alat yang didesain berhasil dibuat dalam dimensi yang relatif lebih kecil (6,28 x 23,5 x 2,11 cm) sehingga bersifat portable. Pengukuran sampel jaringan dengan alat ini juga mampu menunjukkan hasil dalam waktu ± 5 menit sejak preparasi sampel hingga diketahui hasilnya, sehingga alat ini mampu menganalisa lebih cepat dibandingkan dengan metode cryosection yang umumnya memakan waktu ± 20 menit. Hasil pengujian kemampuan alat untuk paramater kadar air menunjukkan daun segar yang mengandung banyak air memiliki nilai permitivitas yang lebih besar dari daun kering, penambahan cairan pada sampel juga menunjukkan peningkatan permitivitas. Pengujian terhadap berbagai jenis jaringan menunjukkan jaringan ligamen memiliki permitivitas yang lebih besar daripada berbagai jenis daging yang diuji. Hasil pengukuran nilai permitivitas sampel jaringan dari RSHS menunjukkan bahwa jaringan serviks sehat memiliki nilai permitivitas 1,84 ± 0,28 dan kanker serviks 1,60 ± 0,3, atau dapat dikatakan bahwa jaringan sehat memiliki nilai permitivitas 12,95% lebih besar dibandingkan dengan jaringan kankernya pada frekuensi 8,71 GHz (p<0,05). Sementara pada jaringan ovarium nilai permitivitas jaringan kanker memiliki permitivitas sebesar 3,27 ± 0,40 dan jaringan sehat sebesar 2,91 ± 0,01, atau dapat dikatakan jaringan kanker memiliki nilai permitivitas 10,95% lebih besar dibandingkan jaringan sehatnya pada frekuensi 11,82 GHz (p<0,05). Perbedaan permitivitas yang timbul pada uji awal parameter kadar air disebabkan oleh perbedaan kadar air. Peningkatan kadar air pada material biologis dapat menyebabkan peningkatan nilai permitivitas. Perbedaan komposisi jaringan juga dapat menyebabkan perbedaan permitivitas. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian yang menunjukkan perbedaan permitivitas ligamen yang memiliki susunan matriks ekstraseluler yang jauh berbeda dengan daging. Perbedaan nilai permitivitas antara jaringan kanker dan normal diduga akibat perubahan profil metabolisme atau kadar air pada jaringan kanker. Perubahan metabolisme yang terjadi mengakibatkan perbedaan profil protein dan molekul yang berada dalam sel kanker dengan sel normal. Perbedaan tersebut mempengaruhi nilai permitivitas yang terukur. Hasil uji histologi pada sampel yang diuji dengan alat ini menunjukkan tidak terdapat kerusakan pada jaringan akibat gelombang mikro. Hal ini disebabkan gelombang mikro merupakan gelombang yang aman bagi manusia. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan penggunaan gelombang mikro berdasarkan nilai permitivitas untuk dapat membedakan jaringan kanker ovarium dan serviks dari jaringan sehat. Oleh karena itu metode ini memiliki potensi untuk dijadikan metode baru identifikasi jaringan dalam konsultasi intra-operatif yang lebih baik dari metode cryosection.