ABSTRAK Batara Ismoyo Rajagukguk
PUBLIC Alice Diniarti COVER Batara Ismoyo Rajagukguk
PUBLIC Alice Diniarti
BAB 1 Batara Ismoyo Rajagukguk
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Batara Ismoyo Rajagukguk
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Batara Ismoyo Rajagukguk
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Batara Ismoyo Rajagukguk
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Batara Ismoyo Rajagukguk
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Batara Ismoyo Rajagukguk
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 7 Batara Ismoyo Rajagukguk
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 8 Batara Ismoyo Rajagukguk
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Batara Ismoyo Rajagukguk
PUBLIC Alice Diniarti LAMPIRAN Batara Ismoyo Rajagukguk
PUBLIC 
Pembangunan gedung dan fasilitas di area kampus ITB Jatinangor menyebabkan perubahan
tata guna lahan, yang semula merupakan lahan vegetasi yang mendukung resapan air (pervious)
kini berkurang dan menjadi lahan kedap air (impervious). Hal tersebut sudah pasti akan
menambah jumlah limpasan permukaan (runoff) yang masuk pada sistem drainase, bahkan
dalam jumlah yang cukup signifikan. Sehubungan dengan hal itu, kebijakan zero delta Q yang
tercantum dalam PP 26/2008 mengatur bahwa setiap bangunan tidak diperkenankan
menghasilkan peningkatan aliran air ke dalam sistem drainase. Tugas akhir ini dimaksudkan
untuk merencanakan Rainwater Harvesting (RWH) yang terintegrasi dengan sistem drainase
ITB Jatinangor, yang mampu mereduksi limpasan agar terciptanya prinsip zero delta Q. RWH
yang direncanakan terdiri dari empat macam yaitu penampung air hujan, sumur resapan, parit
resapan dan perkerasan permeabel jenis aspal berpori. Sebelum merencanakan RWH perlu
dilakukan analisis hidraulik pada sistem drainase eksisting, pada tugas akhir ini analisis
dilakukan pada empat drainase utama. Hasil analisis menunjukkan bahwa area yang dilayani
oleh Drainase 1 dan 2 perlu untuk direduksi limpasannya dengan penerapan RWH. Simulasi
limpasan menggunakan bantuan program SWMM, untuk mensimulasi limpasan drainase
eksisting maupun sistem drainase setelah penerapan RWH. Limpasan setelah penerapan RWH
diharapkan dapat sama atau menyerupai limpasan sebelum terjadi pembangunan. Hasil
dimulasi menggunakan program SWMM menunjukkan kapasitas drainase eksisting aman dari
kelebihan limpasan. Setelah penerapan RWH, analisis limpasan menunjukkan setelah bahwa
kondisi tersebut mendukung prinsip zero delta Q, karena nilai limpasan serupa dengan sebelum
pembangunan, dengan reduksi limpasan sebesar 2697 m3.