ABSTRAK Yoseph Robby Apranda
PUBLIC Alice Diniarti COVER Yoseph Robby Apranda
PUBLIC Alice Diniarti BAB 1 Yoseph Robby Apranda
PUBLIC Alice Diniarti BAB 2 Yoseph Robby Apranda
PUBLIC Alice Diniarti BAB 3 Yoseph Robby Apranda
PUBLIC Alice Diniarti BAB 4 Yoseph Robby Apranda
PUBLIC Alice Diniarti BAB 5 Yoseph Robby Apranda
PUBLIC Alice Diniarti PUSTAKA Yoseph Robby Apranda
PUBLIC Alice Diniarti
Penurunan produksi minyak dan gas bumi di Blok Sanga-Sanga, Cekungan Kutai,
Kalimantan Timur memerlukan adanya pencarian sumberdaya dan cadangan baru
untuk menjaga keberlangsungan blok ini. Pencarian ini dilakukan pada interval
zona tekanan luap yang belum signifikan dikembangkan. Cekungan Kutai adalah
cekungan Tersier dengan pengendapan sekuens delta sejak umur Miosen Awal.
Kelompok Balikpapan berumur Miosen Tengah merupakan interval penghasil
hidrokarbon dan diketahui memiliki interval tekanan luap di Blok Sanga-Sanga.
Hubungan pembentukan hidrokarbon dan tekanan luap perlu diketahui untuk
menentukan apakah zona tekanan luap memiliki potensi akumulasi hidrokarbon.
Penelitian hubungan pembentukan hidrokarbon dan tekanan luap dilakukan dengan
menggunakan pendekatan pemodelan cekungan dengan tambahan input estimasi
tekanan pori. Pemodelan cekungan menghasilkan simulasi sejarah pemendaman,
pembentukan hidrokarbon, dan tekanan luap. Simulasi ini menunjukkan evolusi
tekanan pori dan pembentukan hidrokarbon. Prediksi tekanan pori dilakukan pada
9 sumur dan 4 sumur digunakan untuk pemodelan cekungan. Hasil dari prediksi
tekanan pori dan data batuan induk digunakan sebagai input untuk melakukan
pemodelan cekungan. Selanjutnya distribusi 3 dimensi tekanan luap pada Blok
Sanga-Sanga diketahui dengan prediksi tekanan pori menggunakan data kecepatan
gelombang seismik. Akhirnya disusun kriteria berdasarkan keberadaan zona
transisi tekanan luap yang diketahui sebagai zona akumulasi hidrokarbon dan rasio
batupasir terhadap serpih untuk mengetahui keberadaan potensi reservoir. Kriteria
ini digunakan untuk melakukan delineasi pada potensi hidrokarbon di area
penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan pembentukan hidrokarbon dengan
pembentukan zona tekanan luap di Blok Sanga-Sanga dapat dibagi menjadi dua.
Pertama, tekanan luap terbentuk lebih dahulu dengan mekanisme loading kemudian
terjadi pembentukan hidrokarbon yang berkontribusi terhadap peningkatan tekanan
luap atau mekanisme unloading. Kedua, pembentukan hidrokarbon terjadi lebih
dahulu dan mengakibatkan terbentuknya tekanan luap atau mekanisme unloading.
Kedua hubungan ini menunjukan bahwa pembentukan hidrokarbon berkontribusi
terhadap pembentukan zona tekanan luap sehingga zona transisi tekanan luap
merupakan zona potensial akumulasi hidrokarbon. Area potensial akumulasi
hidrokarbon berdasarkan rasio batupasir terhadap serpih di dalam zona transisi
tekanan luap berada pada sayap antiklin atau flank dan puncak antiklin. Potensi
pada flank berada di flank barat dan timur Lapangan Semberah, flank antara
Lapangan Lampake dan Nilam, flank timur lapangan Pamaguan, dan flank timur
Lapangan Mutiara. Area ini memiliki tingkat kepercayaan rendah karena
keterbatasan data. Potensi pada puncak antiklin berada pada Lapangan Semberah
bagian selatan, Lapangan Lampake, dan area di antara Lapangan Pamaguan dan
Lapangan Mutiara.