ABSTRAK Syafira Fatimah Ashshidiqiyyah
PUBLIC Ratnasari
COVER Syafira Fatimah Ashshidiqiyyah
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Syafira Fatimah Ashshidiqiyyah
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Syafira Fatimah Ashshidiqiyyah
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Syafira Fatimah Ashshidiqiyyah
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Syafira Fatimah Ashshidiqiyyah
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Syafira Fatimah Ashshidiqiyyah
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Syafira Fatimah Ashshidiqiyyah
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Tujuan utama radioterapi adalah untuk mengoptimalkan dosis pada target dan meminimalkan
dosis pada jaringan sehat di sekitar target. Tetapi dalam beberapa kasus, terutama tumor atau
kanker yang terletak di kepala, tujuan tersebut sulit untuk dicapai dan memungkinkan beberapa
efek samping terjadi setelah terapi. Perkembangan ilmu tentang interaksi partikel berat
bermuatan –seperti proton, memberikan harapan bagi perkembangan radioterapi. Proton
memiliki karakteristik transfer energi yang disebut kurva Bragg, yang relatif rendah di awal dan
terus meningkat secara drastis (puncak Bragg) sebelum akhirnya berhenti. Proton berpotensi
menurunkan dosis jaringan normal secara signifikan, dengan tetap mempertahankan dosis target,
sehingga potensi insiden efek samping akan lebih rendah. Jangkauan proton atau lokasi
terjadinya puncak Bragg dapat dikontrol oleh energi awal proton. Oleh karena itu, pada proses
perencanan radioterapi proton, energi awal proton harus ditentukan dengan cermat agar berhenti
tepat pada target. Dalam hal ini, daya henti dan jangkauan proton sangat diperlukan sebagai
acuan. Objek pada penelitian ini adalah air dan jaringan tubuh pada kepala manusia, yaitu lensa
mata, tulang kompak, tulang spons, cranium, cerebrospinal fluid (CSF), grey dan white matter,
serta otak. Rentang energi proton yang dikaji adalah 10-250MeV. Nilai daya henti dihitung
menggunakan program SRIM-2013, perhitungan aturan Bragg-Kleeman, persamaan Bethe-
Bloch dan persamaan empiris Bethe-Bloch. Hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan data
referensi dari ICRU Report 46. Sedangkan jangkauan proton diperoleh dari simulasi SRIM-2013
dan perhitungan aturan Bragg-Kleeman. Dari hasil daya henti diperoleh kesesuaian yang baik
antara hasil simulasi SRIM-2013 dan setiap metode perhitungan dengan data referensi ICRU
Report 46. Hasil Simulasi SRIM-2013 memiliki rata-rata perbedaan daya henti relatif sekitar
1,4% dan standar deviasi 0,3% terhadap data referensi. Sedangkan untuk jangkaun proton
terdapat ketidaksesuaian yang besar antara data SRIM-2013 dan aturan Bragg-Kleeman.
Persentase rata-rata perbedaan jangkauan yang paling besar adalah untuk tulang kompak, yaitu
29,64% sedangkan yang paling kecil adalah CSF sekitar 8,19%.