Prevalensi penyakit Diabetes Mellitus (DM) diprediksi mencapai 10,4% tahun 2040
dengan proporsi mortalitas 6%. Terdapat trend peningkatan penggunaan glimepirid
yang merupakan substrat CYP2C9 di Indonesia, namun memerlukan perhatian jika
digunakan bersama induktor atau inhibitor enzim CYP2C9 seperti obat atau herbal
karena berpotensi interaksi. Interaksi dapat diprediksi melalui perubahan profil
farmakokinetik glimepirid atau substrat CYP2C9 lainnya akibat modulasi proses
metabolismenya. Terjadinya interaksi obat dapat diminimalisir jika tersedia
informasi yang terdigitalisasi atau computerized decision support systems. Saat ini
aplikasi interaksi obat dengan herbal berbahasa utama Indonesia masih terbatas.
Dalam penelitian ini dikembangkan aplikasi interaksi obat dengan sumber database
dikumpulkan dari pemodelan in vitro –in vivo correlation (IVIVC) basic static
pada enzim CYP2C9, hasil penelitian, dan evaluasi interaksi glimepirid atau
substrat CYP2C9 dengan herbal. Berdasarkan pencarian data dengan kata kunci
pencarian di PubMed ((Herbal interaction) AND (2C9)), ((Herbs interaction) AND
(2C9)) dan di Google scholar “Herbal Interaction”, “Herbs Interaction”, dan
“inhibition CYP2C9”, terdapat tujuh herbal yang digunakan yaitu herba sambiloto,
kulit buah manggis, buah paria, buah cabe, buah delima, rimpang kunyit, dan
rimpang jahe. Pemodelan basic static 1+Imax,u/Ki,u, R ?1,02 memberikan performa
paling baik dengan nilai RMSE, GMFE, PPE dan NPE terendah, positif benar (TP)
84,62%, negatif benar (TN) 85,71% sehingga digunakan dalam aplikasi. Penelitian
dilakukan untuk mengevaluasi interaksi farmakokinetik dan farmakodinamik
glimepirid 1 mg/kgBB dengan ekstrak herba sambiloto 230 mg/kgBB dosis tunggal
pada tikus DM aloksan dengan analisa kadar glimepirid menggunakan
LC-ESI-MS/MS mode ion positif m/z 491 ?126 (LOQ 2 ng/mL) yang telah
dikembangkan dan divalidasi, serta kadar glukosa darah dengan GOD-PAP. Hasil
studi menunjukan adanya potensi interaksi farmakodinamik aditif dengan
peningkatan AAC 42,19% dengan tingkat resiko moderat pada tikus DM. Hasil
evaluasi interaksi glimepirid atau substrat CYP2C9 lain dengan buah cabe pada
tikus DM dan rimpang jahe pada tikus DM dan manusia menunjukan interaksi
farmakodinamik aditif, dan bersama kulit buah manggis kategori antagonis pada
tikus DM, namun tidak menunjukan perubahan profil farmakokinetik. Pada
rimpang kunyit dan buah delima selain menunjukan interaksi aditif, juga terdapat
perubahan profil farmakokinetik substrat CYP2C9 secara signifikan pada tikus
DM, namun tidak pada manusia. Studi interaksi ekstrak air buah paria menunjukan
tingkat resiko interaksi mayor dengan kematian pada tikus DM, sedangkan pada
manusia hipoglikemia berat.