Salah satu cekungan yang berperan sebagai tulang punggung produksi hidrokarbon
di Indonesia adalah Cekungan Jawa Timur, salah satunya Blok Cepu. Lapangan
unik yang belum banyak dilakukan interpretasi dan belum berproduksi adalah
Lapangan “Jamhari”. Tujuan penelitian ini adalah mengkarakterisasi dan
mengetahui persebaran reservoir gas formasi karbonat Oligosen. Pembentukan
batuan karbonat cukup unik secara lateral dan vertikal. Kualitas reservoir juga lebih
banyak dipengaruhi proses pascapengendapan. Kedua hal tersebut menjadi
tantangan dalam penelitian ini. Data yang digunakan yaitu seismik 3D PSDM (PostStack Depth Migration) dalam domain waktu dan satu log sumur. Terlebih dahulu
dilakukan analisis log sumur untuk mengetahui karakter zona target. Berdasarkan
log total gas reservoir dibagi menjadi dua yaitu gas-1 dengan konsentrasi di bawah
100 unit dan gas-2 dengan konsentrasi 300 unit. Analisis sensitivitas dilaksanakan
untuk mengetahui apakah data log memiliki kekhasan persebaran data. Sehingga
digunakan untuk parameterisasi proses inversi P-Impedance (AI). Bersamaan,
dilakukan ekstraksi atribut seismik untuk analisis seismik stratigrafi. Hasilnya
digunakan untuk picking horizon TCE dan BCE. Horizon selanjutnya digunakan
untuk proses guiding inversi. Inversi model based diterpakan karena cukup efisien
dan cukup representatif. Analisis raw seismic dan atribut variansi menemukan fitur
tektonik ekstensional yang berpengaruh membentuk geometri buildup. Keberadaan
gas dipetakan dengan atribut instantaneous frequency dan amplitude envelope. Dari
analisis karakter reflektor, fitur geologi, dan geometri buildup, Lapangan Jamhari
dibagi menjadi beberapa fasies, fore-reef, reef-core, dan back-reef. Hasil inversi AI
diekstrak menjadi properti fisis lain untuk mengetahui persebaran parameter
tersebut. Rekonstruksi lingkungan pengendapan dilaksanakan tanpa data
biostratigrafi atau log umur yang secara spesifik akurat. Maka, pendekatan
kerangka lingkungan pengendapan dianalisis dengan masing-masing data: data log,
data seismik, dan kurva muka air laut relatif. Selanjutnya dilakukan integrasi hasil
analisis untuk mendapatkan skema lingkungan pengendapan. Dilakukan juga
integrasi analisis struktur dan stratigrafi untuk mendapatkan citra menyeluruh.
Akhirnya, bahwa reservoir gas-1 berhubungan dengan lingkungan pengendapan transgresif dari akhir pertumbuhan buildup dan reservoir gas-2 berkorelasi dengan
buildup yang tebal ditafsirkan sebagai karbonat terekspose.