BAB 1 Tiara Fadhilah
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Tiara Fadhilah
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Tiara Fadhilah
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Tiara Fadhilah
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Tiara Fadhilah
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Indonesia merupakan salah satu kawasan paling rawan gempa dan tsunami di dunia (BMKG, 2019), yang telah menimbulkan banyak kerugian dan memakan korban mencapai 54.100 jiwa (Latief dkk., 2000). Dalam tahapan mitigasi bencana tsunami, Indonesia mencanangkan program Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) dengan mengoperasikan 160 stasiun pasang surut yang dapat merekam perubahan muka air laut. Namun, pengoperasian stasiun pasang surut tersebut dianggap masih kurang untuk merekam sinyal tsunami secara real time, sehingga diperlukan adanya penambahan stasiun pasang surut. Dalam upaya merekomendasikan lokasi stasiun pasang surut yang baru, dilakukan simulasi tsunami di seluruh wilayah Indonesia bagian timur menggunakan model numerik Cornell Multi-grid Tsunami Model (COMCOT) dengan persamaan Non-linear Shallow Water Equation (NSWE). Data batimetri dan topografi diperoleh dari Batimetri Nasional (BATNAS), dan data persebaran stasiun pasang surut diperoleh dari Badan Informasi Geospasial (BIG). Sumber patahan gempa diperoleh dari Katalog Global Centroid-Moment-Tensor (CMT), international Seismological Center (ISC), Pusat Studi Gempa Nasional (PUSGEN), dan studi terdahulu. Hasil simulasi menunjukan dari 87 stasiun pasang surut evaluasi dipilih 23 stasiun pasang surut rekomendasi yang dapat mencatat waktu tiba pertama tercepat dengan nilai 0 menit.