digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Keberadaan batu kemih dalam saluran urinari dapat menghambat dan merusak fungsi ginjal, yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan dari cairan dalam tubuh. Menurut data riset kesehatan dasar tahun 2013, enam dari 1000 penduduk Indonsia menderita penyakit ini. Untuk mengurangi jumlah penderita dan mencegah kemunculan kembali batu kemih pada penderita, maka perlu pendeteksian potensi keberadaannya secara dini. Pada umumnya batu kemih ini baru diketahui setelah berukuran millimeter atau centimeter dengan menggunakan USG dan CT-Scan. Untuk itu perlu dilakukan kajian terkait metode untuk mengkarakterisasi kristal urin pada ukuran kecil. Pada disertasi ini dilaporkan beberapa kebaruan: Pertama, pemahaman adanya kesamaan antara batu kemih dan kristal urin. Kedua, optimasi preparasi larutan urin untuk hasil pengukuran yang baik dengan hamburan cahaya. Ketiga, Latex polystyrene sebagai justifikasi perbedaan urin sehat dan urin sakit dengan hamburan cahaya. Keempat, Hamburan cahaya untuk menentukan batas ambang antara urin sehat (urin yang diindikasi sehat dengan tidak mengandung kristal dalam larutan urin) dan urin sakit (urin yang diindikasi sakit karena mengandung kristal dalam larutan urin) Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah batu kemih dan larutan urin sebanyak 29 buah. Analisis pertama pada sampel dilakukan untuk menentukan kesamaan batu kemih dan kristal dalam larutan urin. Disamping itu, juga sebagai acuan untuk pemeriksaan kristal dapat dilakukan pada kristal dalam larutan urinnya saja. Batu kemih dikarakterisasi menggunakan metode Fourier transform infrared (FTIR) dan Scanning Elecron Microscope-Element Distribution Analysis (SEM-EDS). Sementara sedimen kristal dari larutan urin dikarakterisasi dengan menggunakan mikroskop. Sampel urin yang digunakan dalam penelitian ini memiliki komponen yang kompleks. Seperti dalam larutan urin dapat ditemukan sel, protein, kristal dan yang lainnya. Oleh karena itu, untuk pengukuran dengan menggunakan hamburan cahaya sampel larutan urin perlu untuk dipreparasi dengan baik. Optimasi preparasi yang kami lakukan terkait pada tiga aspek. (1) Jenis bahan yang digunakan untuk mendegradasi protein atau memisahkan protein dari larutan. (2) Jumlah pelarut yang digunakan untuk mengencerkan larutan urin. (3) kecepatan anguler (sentrifugasi) yang sesuai untuk larutan urin. Ketiga aspek tersebut diaplikasikan pada urin sehat untuk dilihat respon partikel dalam larutan terhadap parameter diameter partikel dan potensial zeta. Hasil optimasi preparasi digunakan untuk analisis kedua dalam sampel urin pada preparasi sampel urin sehat dan urin sakit yang akan dikarakterisasi dengan hamburan cahaya. Latex polytyrene sebagai larutan standard yang digunakan memiliki ukuran 100 ± 3 nm. Latex polystyrene dilarutkan dengan Natrium Clorida (NaCl) yang memiliki konsentrasi yang berbeda (0.001%, 0.025%, 0.05%, 0.16%, 0.26%, 0.36%, 0.5%, 2%, 3%, 4%, 5%). Selanjutnya pengukuran dilakukan untuk parameter diameter partikel dan porensial zeta dengan hamburan cahaya. Hasil analisis terhadap kesamaan kristal dari batu kemih dan kristal larutan urin adalah sebesar 86%. Dari persentase kesamaan ini, pengamatan pada kristal urin dapat dilakukan pada larutan urin pasien saja. Hasil karakterisasi ini juga memberikan informasi jenis kristal yang digunakan sebagai sampel untuk penelitian ini, 31% kalsium oksalat, 28% struvite, 17% uric acid, 4% cystine, 7% campuran kalsium oksalat dan fosfat, dan 14% jenis kristal batu kemih dan kristal urin tidak sama. Preparasi sampel larutan urin yang paling sesuai adalah dengan penambahan formaldehida sebagai larutan denaturasi protein, diencerkan dengan aquades 50% dari volume urin, sentrifugasi dan filtrasi dengan 6000 rpm dan 3 ?m. Latex polystyrene pada berbagai konsentrasi mengakibatkan perubahan nilai potensial zeta yang linier. Semakin besar konsentrasi larutan latex polystyrene maka nilai potensial zeta juga semakin besar. Namun, perubahan yang linier tidak terjadi pada diameter partikel, pada konsentrasi rendah nilai diameter yang terukur hampir sama dan terjadi perubahan diameter yang signifikan pada konsentrasi yang tinggi. Dari hasil pola perubahan diameter dan potensial zeta pada larutan latex polystyrene disimpulkan bahwa potensial zeta lebih sensitif terhadap perubahan konsentrasi. Pola ini digunakan untuk mengamati larutan urin sehat dan urin sakit pada parameter potensial zeta karena kedua larutan urin tersebut sangat baik terbedakan pada nilai potensial zeta. Batas ambang urin normal dari nilai potensial zeta adalah -6 mV.