digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Yenni Khaliddazia
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Yenni Khaliddazia
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Yenni Khaliddazia
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Yenni Khaliddazia
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Yenni Khaliddazia
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Yenni Khaliddazia
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 Yenni Khaliddazia
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Yenni Khaliddazia
PUBLIC Alice Diniarti

Perkembangan prinsip arsitektur biofilik yang menitikberatkan pada kenyaman, kesehatan, dan produktifitas manusia mensyaratkan ruang untuk memenuhi kenyamanan visual, pengudaraan, pencahayaan, maupun akustik. Prinsip ini mempengaruhi berbagai tipologi bangunan termasuk desain perkantoran. Dalam mencapai suatu kondisi akustik ruang yang baik di area kerja, penyerap suara merupakan elemen utama dalam upaya pengendalian waktu dengung. Oleh karena adanya kebutuhan estetika dan akustik, maka desain dan pemasangan penyerap suara menjadi beragam. Variasi desain geometri penyerap suara ini memberikan pengaruh pada kinerja serap dan juga pantulan suara sebagai akibat dari bentuk dan rongga udara yang terbentuk. Dalam penelitian ini diamati perilaku penyerapan dan difusifitas oleh penyerap suara yang berbentuk zig-zag dan dengan kombinasi material, serta pengaruhnya terhadap konteks ruang. Studi kasus konteks ruang pada penelitian ini adalah kantor tapak terbuka yang merupakan sistem penataan kantor yang popular saat ini, dan memiliki kebutuhan akan peran penyerap suara. Material yang dipilih ada Polietilena Tereftalat (PET) dan sebagai kombinasi digunakan juga panel Binary Amplitude Diffsorber (BAD) untuk memberikan variasi kinerja serap. Dengan material tersebut, dibuat prototipe untuk pengujian dengan 4 skenario: PET datar dan zig-zag, serta kombinasi panel PET dan BAD datar dan zig-zag. Ukuran prototipe adalah 1,2 x 2,4 m, yang terdiri atas 8 modul berukuran 0,6 x 0,6 m. Prototipe diuji koefisien absorpsinya untuk validasi dari data referensi dan mengetahui koefisien absorpsi ketika material dibentuk zig-zag dan dikombinasikan. Selanjutnya, prototipe diuji difusifitas dengan menggunakan perangkat lunak CAT-DDC di ruang anechoic. Pengujian dilakukan menggunakan 37 titik mikrofon dan 5 titik pengeras suara. Dari pengujian ini diperoleh koefisien difusi dari 4 skenario prototipe tersebut. Kemudian dilakukan simulasi akustik ruang untuk mengetahui dampak dari difusifitas terhadap konteks. Koefisien difusi dari pengujian dijadikan acuan pada simulasi akustik ruang dengan perangkat lunak CATT-Acoustics v9. Hasil dari pengujian difusitas menunjukkan bahwa pantulan yang lebih difusif ditunjukkan oleh prototipe berbentuk zig-zag sebagai akibat dari susunan kemiringan panel yang mencegah suara memantul secara spekular. Konfigurasi dengan material kombinasi juga meningkatkan difusifitas sebagai akibat dari perbedaan impedansi pada permukaan, sehingga pantulan yang ditimbulkan lebih menyebar. Hasil penelitian pada tahap simulasi menunjukkan adanya perbedaan kondisi akustik yang dihasilkan oleh bentuk plafon dan koefisien scattering. Perbedaan dapat diamati pada sebaran SPL, bentuk plafon zig-zag menunjukkan adanya penurunan level pada sebaran suara pada jarak tertentu dibandingkan dengan bentuk datar. Penurunan SPL berbeda tiap frekuensi dengan selisih antara 1-3 dB. Namun, untuk parameter lain perubahan cukup kecil: perubahan parameter waktu dengung (T30) <0,2 detik, jarak distraksi (rD) <0,5 m, dan jarak privasi (rP) <1 m.