Penggalian Terowongan #11 kereta cepat Jakarta – Bandung menggunakan metode
penggalian mekanis untuk batuan yang relatif lemah (silty clay dan gravelly clay)
dan metode peledakan untuk batuan yang relatif keras (breksi dan andesit). Getaran
yang timbul dari peledakan ini akan berpengaruh terhadap lingkungan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peledakan terhadap kestabilan lereng di
pemukiman warga.
Penelitian diawali dengan kegiatan pemantauan getaran akibat peledakan
penggalian Terowongan #11-1. Hasil PPV transversal pada jarak 100 m adalah
0,365 mm/s. Hasil PPV tersebut yang menjadi acuan untuk memprediksi besarnya
PPV dan PPA yang akan timbul dengan jarak tertentu serta memprediksi besarnya
beban peledakan yang akan digunakan dalam pemodelan.
Hasil PPV horisontal dari model numerik sebesar 0,372 mm/s dengan prediksi
beban peledakan 0,091 MPa dari 0,8 kg bahan peledak. Kemudian hasil prediksi
tersebut digunakan untuk memprediksi besarnya beban peledakan di Terowongan
#11 (terowongan utama).
Berdasarkan desain rekomendasi dengan bahan peledak per waktu tunda terbesar
2,4 kg untuk Terowongan #11, maka nilai faktor keamanan lereng di sekitar
pemukiman adalah 1,36 dan memiliki perpindahan permanen terbesar yaitu 0,41
mm. Faktor keamanan tersebut memiliki nilai di atas standar SNI 8460:2017 yaitu
1,1 untuk analisis pseudostatik. Berdasarkan nilai perpindahan permanen lereng
maka dampak yang terjadi adalah getaran tanah saja.