COVER Tri Eko Putra Manvi
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Tri Eko Putra Manvi
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Tri Eko Putra Manvi
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Tri Eko Putra Manvi
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Tri Eko Putra Manvi
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Tri Eko Putra Manvi
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Tri Eko Putra Manvi
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Polusi udara merupakan salah satu masalah penting yang belum teratasi oleh manusia. Polusi udara berdampak buruk pada kesehatan pernapasan manusia dan lingkungannya. Salah satu komponen penyusun pada polusi udara adalah partikel aerosol. Partikel ini berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh mata secara lansung. Untuk mempelajari partikel aerosol, maka dibutuhkan suatu instrumen yang dapat mengukur distribusi ukuran diameter partikel. Instrumen yang digunakan adalah Scanning Mobility Particle Sizer (SMPS). SMPS terdiri atas beberapa komponen penyusun yaitu Differential Mobility Analizer (DMA), Condensation Particle Counter (CPC), dan charger. Charger pada sistem SMPS berfungsi untuk membuat partikel aerosol menjadi bermuatan. Jenis charger yang
digunakan pada SMPS dibangun menggunakan metode radioaktif dan korona. Metode radioaktif membutuhkan biaya yang cukup mahal dan proses maintenance yang cukup sulit. Metode yang umum digunakan untuk membangun sebuah charger adalah metode korona. Walaupun teknik korona lebih umum digunakan, penggunaan metode ini dapat menghasilkan partikel ozon yang berdampak buruk pada kesehatan manusia. Pada penelitian ini dikembangkan suatu charger menggunakan bahan komersil dengan harga yang terjangkau yaitu ionizer MHM 305 dan MHM 400. Ionizer ini dibangun menggunakan metode korona. Selain karena harganya yang terjangkau, keunggulan pada modul ini adalah jumlah ozon yang dihasilkan hanya sebesar 0,14 mg/hour. Nilai konsentrasi ion yang dihasilkan oleh charger dihitung menggunakan ion counter. Nilai konsentrasi yang terhitung sebesar -1,563 × 106 (muatan/cm3) dan 2,515 × 106 (muatan/cm3). Untuk mengontrol jumlah ion yang dihasilkan oleh charger, maka dilakukan pengaturan pada nilai duty cycle tegangan input ionizer. Semakin besar nilai duty cycle yang digunakan maka semakin banyak jumlah ion yang dihasilkan. Polystyrene Latex (PSL) pada penelitian ini digunakan sebagai partikel uji yang diukur distribusi diameter partikelnya menggunakan SMPS. Ukuran partikel PSL yang digunakan sebesar 190 nm dan 303 nm. Dari pengujian yang telah dilakukan, ionizer berfungsi dengan baik sebagai charger pada SMPS.