Mikroorganisme dalam bentuk bioaerosol ditemukan memiliki hubungan dengan penyakit infeksius
maupun non-infeksius pada manusia sehingga dapat menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan
manusia. Laboratorium Kesehatan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat merupakan laboratorium
rujukan untuk penanganan sampel-sampel non-infeksius dan infeksius, salah satunya adalah sampel
COVID-19, sehingga berpotensi meningkatkan konsentrasi agen infeksi pada bioaerosol dan kualitas
udara yang kurang baik dapat memfasilitasi terjadinya transmisi mikroorganisme infeksius. Air purifier
telah banyak digunakan untuk meningkatkan kualitas udara karena kelebihannya mengurangi kadar
polutan kimia dan fisika di udara. Akan tetapi, studi terkait efektivitas dan efisiensi air purifier berbasis
kombinasi teknologi Ion-Exchanger dan filter HEPA terhadap kelimpahan dan diversitas
mikroorganisme di udara masih belum banyak dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur
waktu penggunaan air purifier minimum dan efisiensi penggunaan air purifier berbasis kombinasi
teknologi Ion-Exchanger dan filter HEPA untuk ruangan Laboratorium Kesehatan Daerah Pemerintah
Provinsi Jawa Barat. Penentuan waktu penggunaan air purifier minimum dan efisiensi penggunaan air
purifier dilakukan berdasarkan pengamatan dinamika komunitas mikroorganisme, yakni kuantifikasi
jumlah dan keanekaragaman bakteri, ragi, dan jamur culturable dari sampel udara sebelum dan sesudah
penggunaan air purifier. Sampel udara diambil dengan metode filtrasi menggunakan filter membran
dengan ukuran pori 0,45 mikron dan pompa vakum dengan laju hisap udara 17L/menit, masing-masing
selama 4 jam. Isolasi dan enumerasi mikroorganisme culturable dilakukan dengan menggunakan media
Nutrient Agar (NA), Potato Dextrose Agar (PDA), Salmonella-Shigella Agar (SSA), Eosin-Methylene
Blue Agar (EMB), dan modified R2A Agar dengan metode sebar untuk selanjutnya dilakukan
perhitungan ALT (Angka Lempeng Total). Koloni mikroorganisme yang tumbuh kemudian diisolasi
dan diidentifikasi menggunakan MALDI-TOF Mass Spectrometry. Hasil penelitian menunjukkan
penggunaan air purifier berbasis teknologi filter HEPA dan Ion-Exchanger dapat meningkatkan
kualitas udara dalam ruangan Laboratorium Kesehatan Daerah Jawa Barat yang dievaluasi dari
penurunan jumlah total mikroba. Waktu penggunaan air purifier minimum yang memberikan
penurunan signifikan pada jumlah mikroorganisme sebelum dan setelah penggunaan air purifier adalah
4 jam dengan efisiensi sterilisasi 76,99%. Penggunaan air purifier berbasis teknologi filter HEPA dan
Ion-Exchanger diamati dapat menurunkan kelimpahan dan tidak berpengaruh signifikan pada
keanekaragaman komunitas mikroorganisme culturable yang ada di sampel udara Laboratorium
Kesehatan Daerah Jawa Barat. Mikroorganisme yang diisolasi dari semua sampel didominasi oleh
bakteri Bacillus megaterium, Bacillus cereus group, dan Bacillus clausii.