digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak : Mineralisasi emas yang terdapat di daerah Latuppa, Kabupaten Luwu, Propinsi Sulawesi Selatan, yang merupakan busur plutonik-volkanik Sulawesi Barat, terletak di antara dua sesar besar mendatar, yaitu Palu-Koro dan Saddang. Daerah Latuppa ditutupi oleh batuan sedimen meta Formasi Latimojong (Kapur Atas) dan aliran lava andesit Lamasi (Paleosen - Oligosen). Batuan - batuan ini selanjutnya diterobos oleh monzogranit biotit dan batuan sub volkanik (dasit dan andesit). Mineralisasi umumnya berkembang balk pada monzogranit biotit dan sebagian kecil dalam sedimen meta. Batuan monzogranit mafik, dasit dan andesit porfiri diduga sebagai pembawa mineralisasi. Bentuk mineralisasi umumnya stockwork (veinlets dan vein), vein, dissemination, setempat dijumpai oreshoot dan breksiasi. Keberadaan mineralisasi stockwork (veinlets) dan dissemination mencirikan tipe mineralisasi porfiri sedangkan bentuk vein dan banded mencirikan tipe mineralisasi epitermal. Alterasi hidrotermal yang dijumpai adalah potasik, filik, propilitik dan argilik. Alterasi potasik dan argilik diduga masing-masing mencirikan tipe mineralisasi porfiri dan epitermal. Mineral bijih yang dijumpai terdiri dari mineral bijih temperatur tinggi (magnetit, pirhotit, arsenopirit dan bornit), diduga indikasi tipe porfiri. Mineral byih temperatur rendah yang dijumpai berupa sinabar dan stibnit, menunjukkan ciri tipe mineralisasi epitermal. Mineral bijih yang umum dijumpai adalah pirit, sfalerit, galena dan kalkopirit. Mineral bukan bijih berupa kuarsa, kalsit, epidot sedangkan mineral sekunder (supergen) berupa gutit dan jacobsit. Tekstur mineragrafi yang dijumpai adalah cavity filling, replacement, exsolution, inklusi, inversi dan intergrowth. Arah umum mineralisasi utara-selatan dan timurlaut-baratdaya; setempat barat-timer. Analisa kandungan emas contoh permukaan berkisar antara 0,02 - 70,8 ppm dan contoh pemboran berkisar dari 0,02 - 41,2 ppm. Mineralisasi emas di daerah Latuppa berasal dari fluid mixing antara larutan salinitas tinggi ( > 6 % berat NaCl equivalen) (magmatik) dan berakhir dengan larutan salinitas rendah (1,7 % berat NaCl equivalen) (meteorik) dengan temperatur homogenisasi berkisar dari 363,50 - 143°C. Kombinasi dari hasil pengamatan mineralogi, pengukuran inklusi fluida, maka mineralisasi di daerah Latuppa terbentuk opleh beberapa kali episoda larutan hidrotermal dan termasuk tipe epitermal-porfiri sulfida rendah.