digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Alvin Tandio Wijaya
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Alvin Tandio Wijaya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Alvin Tandio Wijaya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Alvin Tandio Wijaya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Alvin Tandio Wijaya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Alvin Tandio Wijaya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Alvin Tandio Wijaya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Kebutuhan energi Indonesia diprediksi akan meningkat khususnya energi listrik. Peningkatan kebutuhan energi listrik tentu saja harus diimbangi dengan penyediaannya. Salah satu potensi energi yang dapat dimanfaatkan adalah energi panas bumi temperatur tinggi hingga rendah. Salah satu siklus yang dapat digunakan pada panas bumi temperatur rendah hingga sedang adalah Siklus Kalina. Umumnya fluida kerja yang digunakan pada Siklus Kalina adalah larutan amonia yang bersifat beracun jika terjadi kebocoran. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai potensi penggunaan larutan garam (LiBr, LiCl, dan CaCl2) sebagai fluida kerja yang diketahui dari siklus absorpsi pendingin. Pada tugas sarjana ini, proses optimasi dilakukan pada sistem Siklus Kalina 34 (KCS 34) dengan fluida kerja berupa larutan LiBr, LiCl, dan CaCl2 menggunakan ASPEN Plus v10. Proses optimasi dilakukan dengan temperatur fluida panas bumi 120-180?, tekanan masuk turbin 10-210 kPa, dan fraksi massa 10-40% untuk larutan LiCl dan CaCl2 dan 10- 55% untuk larutan LiBr. Hasil dari proses optimasi berupa daya neto per satuan laju alir massa fluida panas bumi untuk ketiga larutan garam untuk kemudian akan dibandingkan dengan hasil dari penggunaan larutan amonia. Hasil optimasi menunjukkan bahwa pada keadaan tertentu komponen penukar panas 2 pada konfigurasi KCS 34 tidak diperlukan. Larutan CaCl2 menghasilkan keluaran daya neto maksimum per satuan laju alir massa fluida panas bumi sebesar 49,176 kJ/kg, larutan LiBr sebesar 48,564 kJ/kg, larutan LiCl sebesar 48,238 kJ/kg, dan larutan amonia sebesar 42,116 kJ/kg. Hasil daya neto keluaran maksimum untuk ketiga larutan garam memiliki selisih yang sedikit sehingga diperlukan peninjauan aspek ekonomi dan aspek sifat korosif garam untuk pemilihan larutan garam yang akan digunakan pada KCS 34.