Listrik merupakan salah satu kebutuhan dasar yang diperlukan dalam masyarakat. Kebutuhan listrik masyarakat Indonesia seiring berjalannya waktu semakin meningkat. Saat ini Indonesia sudah memiliki pembangkit listrik tenaga panas bumi yang berada di 17 wilayah kerja panas bumi. Kapasitas total dari pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia adalah 2.286,1 MWe.
Untuk meningkatkan produksi listrik, salah satu siklus yang berpotensi untuk diterapkan adalah siklus Kalina. Keunggulan siklus Kalina yaitu dapat diaplikasikan pada pembangkit listrik tenaga panas bumi dengan entalpi rendah. Hal ini disebabkan oleh penggunaan campuran air dan amonia sebagai fluida kerja pada pembangkit listrik.
Dalam penelitian ini, telah dilakukan validasi pemodelan Húsavík Geothermal Power Plant menggunakan aplikasi Aspen HYSYS®. Galat yang dihasilkan dari pemodelan siklus Kalina sebagian besar di bawah 3%. Lima variasi modifikasi siklus Kalina berdasarkan KCS-34 telah dikembangkan dengan pemasangan beberapa komponen seperti expander, reheater, regenerator, dan separator. Dua modifikasi dengan performa terbaik yaitu modifikasi pemasangan expander dan modifikasi pemasangan separator 2 tahap telah disimulasikan di daerah Lempur, Jambi. Simulasi modifikasi KCS-34 dengan pemasangan expander di Indonesia menghasilkan performa terbaik dengan produksi daya bersih 2566,46 kW dan efisiensi siklus 12%. Biaya investasi untuk membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi tersebut diestimasikan sebesar $12.023.052,03.