Pertumbuhan pohon merupakan pertambahan biomassa, volume, dan jumlah sel yang bersifat irreversible. Pertumbuhan pohon pada fase semai sangat cepat membentuk kurva linier atau eksponensial, terus melambat seiring dengan pertambahan umur. Laju pertumbuhan pohon dapat dipengaruhi dengan berbagai perlakuan antara lain dan penerubusan (coppicing). Penerubusan dan pemberian nutrisi asap cair diduga dapat meningkatkan pertumbuhan tunas baru. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh asap cair terhadap pertumbuhan tanaman muda, serta mengetahui tanaman mana yang memiliki respon pertumbuhan paling baik terhadap pemberian asap cair bambu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – April 2020 di hutan campuran. Kampus ITB Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Penelitian dilakukan dengan pemberian asap cair bambu pada tanaman penerubusan dengan konsentrasi 0 ml/l air (P0), 100 ml/l air (P1), dan 125 ml/l air (P2) dengan pengulangan sebanyak tiga kali. Jenis tanaman yang diuji, terdiri dari jenis akasia (Acacia mangium), tanjung (Mimusops elengi), trembesi (Samanea saman), gmelina (Gmelina arborea), surian (Toona sinensis), sengon (Paraserianthes falcataria), dan manglid (Manglieta glauca). Variabel yang diukur terdiri dari jumlah tunas, panjang tunas, diameter tunas, dan jumlah daun. Data hasil pengukuran dianalisis menggunakan analisis rancangan acak lengkap. Peningkatan persentase paling baik dengan perlakuan pemberian asap cair bambu 100 ml/l air terhadap variabel jumlah tunas, panjang tunas, diameter tunas, dan jumlah daun secara berturut-turut yaitu, pada tanaman tanjung sebesar 60%, sengon (34%), tanjung (44%), dan trembesi (75%). Sementara peningkatan presentase paling baik dengan perlakuan pemberian asap cair bambu 125 ml/l air terhadap variabel jumlah tunas, panjang tunas, diameter tunas, dan jumlah tunas secara berturut-turut yaitu, pada tanaman tanjung sebesar 51%, sengon (51%), sengon (80%), dan trembesi (108%). Berdasarkan analisis data, hasil pengamatan selama sebelas minggu menunjukkan bahwa pemberian asap cair bambu 100 ml/l air dan 125 ml/l air kurang berpengaruh dalam meningkatkan jumlah tunas, panjang tunas, diameter tunas, dan jumlah daun pada jenis yang diteliti. Tanaman yang paling responsif dengan perlakuan pemberian asap cair terhadap jumlah tunas adalah jenis tanjung (Mimusops elengi), panjang tunas adalah sengon (Paraserianthes falcataria), diameter tunas adalah tanjung (Mimusops elengi), dan jumlah daun adalah trembesi (Samanea saman), sedangkan tanaman yang paling kurang responsif terhadap jumlah tunas adalah jenis akasia (Acacia mangium), panjang tunas adalah surian (Toona sinensis), diameter adalah trembesi (Samanea saman), dan jumlah daun adalah akasia (Acacia mangium).