digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Badai geomagnet merupakan gangguan skala besar pada medan magnet Bumi yang menjadi kajian inti sekaligus representasi cuaca antariksa. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencegah dan mengurangi dampak akibat badai geomagnet yang disebabkan oleh cuaca antariksa ekstrem, salah satunya yaitu melakukan prediksi skala gangguan yang akan terjadi di Bumi. Dalam memprediksi badai geomagnet, dibutuhkan data pengamatan realtime yang memadai sebagai penyedia input dan model numerik yang dapat memproyeksikan kondisi saat ini ke masa depan sebagai elemen utama. Berbagai model badai geomagnet telah diusulkan. Salah satu pemodelan badai geomagnet yang terus-menerus mengalami pengembangan adalah WINDMI, yaitu model transfer energi angin Matahari berdimensi rendah melalui sistem magnetosfer menuju ionosfer. Model ini mampu memprediksi intensitas badai geomagnet dengan menghasilkan indeks gangguan geomagnet berupa indeks AL dan Dst. Pada Tugas Akhir ini dibahas prediksi model badai geomagnet lemah (Dst < -50 nT), sedang (Dst < -100 nT), dan kuat (Dst < -200 nT) dalam siklus Matahari ke-24 yang paling sesuai dengan hasil pengamatan berdasarkan model WINDMI. Penyebab masing-masing badai geomagnet berupa fenomena eruptif Matahari ditentukan melalui parameter plasma angin Matahari dan medan magnet antar planet secara analisis deskriptif.