Badai geomagnet merupakan gangguan skala besar pada medan magnet Bumi yang
menjadi kajian inti sekaligus representasi cuaca antariksa. Berbagai upaya telah
dilakukan untuk mencegah dan mengurangi dampak akibat badai geomagnet yang
disebabkan oleh cuaca antariksa ekstrem, salah satunya yaitu melakukan prediksi
skala gangguan yang akan terjadi di Bumi. Dalam memprediksi badai geomagnet,
dibutuhkan data pengamatan realtime yang memadai sebagai penyedia input dan
model numerik yang dapat memproyeksikan kondisi saat ini ke masa depan sebagai
elemen utama. Berbagai model badai geomagnet telah diusulkan. Salah satu
pemodelan badai geomagnet yang terus-menerus mengalami pengembangan adalah
WINDMI, yaitu model transfer energi angin Matahari berdimensi rendah melalui
sistem magnetosfer menuju ionosfer. Model ini mampu memprediksi intensitas
badai geomagnet dengan menghasilkan indeks gangguan geomagnet berupa indeks
AL dan Dst. Pada Tugas Akhir ini dibahas prediksi model badai geomagnet lemah
(Dst < -50 nT), sedang (Dst < -100 nT), dan kuat (Dst < -200 nT) dalam siklus
Matahari ke-24 yang paling sesuai dengan hasil pengamatan berdasarkan model
WINDMI. Penyebab masing-masing badai geomagnet berupa fenomena eruptif
Matahari ditentukan melalui parameter plasma angin Matahari dan medan magnet
antar planet secara analisis deskriptif.