digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Fatih Daffa'
PUBLIC TINI SUPARTINI

Konsep pertanian vertikal menjadi salah satu alternatif solusi dalam menghadapi semakin menurunnya ketersediaan lahan pertanian, terutama di perkotaan. Selada merah lollo rossa merupakan salah satu komoditi yang memiliki nilai ekonomi tinggi serta memiliki berbagai kandungan yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Penelitian yang dilakukan pada screen house C1 dan B2 serta Laboratorium Biomassa ITB Jatinangor ini memadukan konsep pertanian vertikal dengan selada merah lollo rossa dalam sistem hidroponik vertikultur dengan kombinasi perlakuan berupa perbedaan jarak tanam pada 15 cm, 25 cm dan 35 cm serta volume penyiraman nutrisi sebanyak 10,6 L/day, 31,8 L/day, dan 53 L/day. Kemudian dilakukan penentuan perlakuan terbaik berdasarkan kombinasi perlakuan pada parameter rata-rata jumlah daun pengamatan terakhir, bobot basah konsumsi, bobot kering konsumsi, kadar klorofil dan kadar antosianin. Hasil pengamatan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan ANOVA Two Way with Replication yang dilanjutkan dengan uji lanjut DMRT pada taraf 5% apabila terdapat pengaruh nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perlakuan terbaik pada jumlah daun yaitu X3 (jarak tanam 35 cm; volume penyiraman 53 L/Day) bagian atas dengan rata-rata jumlah daun pengamatan terakhir sebanyak 8.94 helai. Perlakuan terbaik pada bobot basah konsumsi yaitu X1 (jarak tanam 15 cm; volume penyiraman 53 L/Day) bagian atas sebesar 18.79 gram. Perlakuan terbaik pada bobot kering konsumsi yaitu X2 (jarak tanam 15 cm; volume penyiraman 31.8 L/Day) bagian atas sebesar 0.88 gram. Perlakuan terbaik pada kadar klorofil yaitu X1 (jarak tanam 15 cm; volume penyiraman 10.8 L/Day) bagian bawah sebesar 6.99 mg/L. Perlakuan terbaik pada kadar antosianin yaitu X1 (jarak tanam 15 cm; volume penyiraman 10.6 L/Day) bagian bawah sebesar 32.31 mg/100gram.