digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rebecca Mae Merida Catalya M
PUBLIC Alice Diniarti

Kelemahan komposit pada pembebanan arah tegak lurus serat membuatnya rentan terhadap retak melintang. Bila sebuah struktur yang telah mengalami retak melintang tetap diberikan pembebanan, maka retak ini dapat merambat menuju bagian antarmuka lamina dan bertransisi menjadi delaminasi. Delaminasi berbahaya karena selain dapat menghilangkan kemampuan struktur tersebut untuk menahan beban, retak tersebut juga tidak dapat dilihat dengan mata sehingga sulit untuk dideteksi. Untuk memahami bagaimana mekanisme perambatan retak melintang dan delaminasi pada struktur komposit, dilakukan studi simulasi numerik terhadap material komposit unidiresional. Pemodelan retak melintang dan delaminasi pada Tugas Akhir ini dilakukan dengan simulasi numerik dengan metode elemen hingga menggunakan elemen kohesif. Komposit yang digunakan adalah bambu karena memiliki arah serat seragam. Bambu dipotong menjadi dua lapis lamina dan kemudian direkatkan dengan lem PVAc laminat [0/90]. Laminat ini kemudian diberkan beban lentur tiga titik. Pembebanan lentur ini akan memberikan beban transversal pada lapisan 90o. Laminat komposit akan menahan beban tersebut sampai akhirnya tegangan mencapai angka kekuatan tarik transversal bambu. Pada saat ini, terjadi kegagalan pertama pada elemen kohesif transversal. Kegagalan pada elemen kohesif terjadi menurut Traction-Separation Law dan merepresentasikan perambatan retak pada bambu. Pada saat retak telah mencapai bagian antarmuka laminat [0/90], pada besar beban tertentu akan bertransisi menjadi retak longitudinal, atau yang disebut delaminasi. Respons struktur ketika mengalami retak dan bertransisi menjadi delaminasi terlihat melalui grafik Load-Displacement yang juga akan dianalisa pada Tugas Akhir ini.