digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Leony Adelia Monesi
PUBLIC Latifa Noor

Alpinia galanga (L.) Willd, atau yang biasa disebut tumbuhan ‘Lengkuas’, adalah tumbuhan jenis rempah yang tersebar luas di wilayah tropis Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Tumbuhan ini memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan tubuh manusia. Secara fitokimia, lengkuas menghasilkan senyawa metabolit sekunder turunan fenolik, yaitu kelompok fenilpropanoid. Penelitian sebelumnya melaporkan 1?-asetoksikavikol asetat (ACA) merupakan komponen utama tumbuhan ini, dan telah diperlihatkan memiliki sifat sebagai antikanker. Pada penelitian ini telah dilakukan optimasi isolasi ACA dari rimpang lengkuas menggunakan metode kromatografi vakum cair dengan tahapan penelitian meliputi ekstraksi rimpang dengan teknik maserasi dalam pelarut aseton, isolasi dan penentuan struktur ACA, serta optimasi isolasi senyawa 1?-asetoksikavikol asetat (ACA) dengan cara fraksinasi menggunakan teknik KVC (kromatografi vakum cair) menggunakan eluen n-heksana:EtOAc 9:1 hingga EtOAc:Metanol 19:1, yang dipandu dengan analisis KLT (kromatografi lapis tipis). Struktur molekul ACA ditetapkan berdasarkan spektrum UV-Vis dan NMR. Optimasi isolasi dilakukan dengan memvariasikan perbandingan massa sampel terhadap massa adsorben KVC (silika gel), yaitu 1:10 (KVC 1), 1,3:10 (KVC 2), dan 1,8:10 (KVC 3). Hasil optimasi memperlihatkan massa fraksi murni dari perbandingan 1:10; 1,3:10; 1,8:10 berturut-turut adalah 338,3 g (33,83%), 583,2 g (23,33%), dan 510,5 g (10,21%). Persentase massa total ekstrak terelusi dari perbandingan 1:10; 1,3:10; 1,8:10 berturut-turut adalah 83,38%, 65,01%, dan 40,36%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa fraksinasi pada perbandingan massa sampel terhadap silika gel 1,3:10 menghasilkan massa fraksi terbesar yang mengandung ACA. Namun, apabila didasarkan pada presentase massa ekstrak terelusi, perbandingan massa sampel terhadap silika gel 1:10 memiliki nilai persen massa ACA tertinggi.