Rekayasa terhadap mikroba untuk menghasilkan senyawa bahan alam yang
berguna dalam dunia medis ataupun industri. Dengan status sebagai bakteri yang
dikenal aman dan kapasitas jalur biosintesis endogen yang tinggi menjadikan
Bacillus subtilis berpotensi untuk dikembangkan sebagai bakteri penghasil
senyawa terpenoid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan B.
subtilis yang mampu memproduksi amorfadiena dan taxadiena dengan titer yang
tinggi melalui peningkatan ekspresi jalur endogenus metil eritritol fosfat (MEP)
atau dengan mengintegrasikan jalur mevalonat (MVA). Sebagai langkah awal,
peningkatan ekspresi jalur biosintesis terpenoid endogen dapat diwujudkan dengan
konstruksi operon sintesis teregulasi yang terdiri dari delapan gen jalur MEP
beserta ispA yang mengkode farnesil difosfat sintase. Operon yang dikonstruksi
pada plasmid bereplikasi theta memiliki stabilitas segresional dan struktural yang
lebih baik dibandingkan dengan plasmid bereplikasi rolling circle (RCR). Koekspresi gen crtM dan crtN pada B. subtilis yang membawa plasmid operon sintetik
gen-gen jalur MEP menghasilkan karotenoid C30 hingga mencapai 20mg/g berat
sel kering.
B. subtilis yang membawa plasmid berisi operon sintetik gen-gen jalur MEP secara
stabil kemudian digunakan untuk memproduksi taksadiena, prekursor utama untuk
obat antikanker paklitaksel. Taksadiena sebagai suatu senyawa diterpenoid
membutuhkan geranilgeranil difosfat (GGDP) sebagai prazat yang disuplai oleh
geranilgeranil difosfat sintase yang dikode oleh gen crtE berasal dari Pantoea
ananatis. Penelitian ini selain berhasil memproduksi taksadiena pada tingkatan
yang dapat diapresiasi (hingga 17,8 mg/L), juga menunjukkan bahwa dua plasmid
bereplikasi theta dapat secara stabil diekspresikan secara bersamaan. Hal ini
dapat menjadi bekal bagi riset rekayasa B. subtilis selanjutnya.
Amorfadiena merupakan prazat penting dalam biosintesis artemisinin. Untuk
memproduksi amorfadiena pada tataran ekonomis dan berkelanjutan diperlukan
organisme yang optimum. Amorfadiena sintase (Ads) diekspresikan dengan buruk
pada B. subtilis. Modifikasi melalui fusi ujung N enzim dengan protein berpendar
hijau (Gfp) mampu meningkatan ekspresi amorfadiena sintase. Kombinasi antara
co-ekspresi protein Gfp-Ads dengan operon sintetik jalur MEP beserta optimisasi
medium berhasil meningkatkan produksi amorfadiena hingga mencapai 416±15
mg/L pada skala labu Erlenmeyer. Optimasi medium menunjukkan bahwa suplai
piruvat sebagai prazat bagi jalur biosintesis MEP serta pengaturan pH merupakan
dua elemen penting dalam proses fermentasi.
Pada tahap selanjutnya dalam rangka meningkatkan capaian produksi
amorfadiena, jalur heterolog mevalonat (MVA) dikonstruksi dengan melibatkan
gen-gen pengkode bagian atas dan bagian bawah jalur MVA dari Enterococcus
faecalis dan Streptococcus pneumoniae secara berurutan. Ekspresi bagian atas
dari jalur tersebut mengakibatkan B. subtilis dapat menghasilkan asam mevalonat
namun belum mencapai tingkatan yang mampu mencukupi untuk produksi
amorfadiena. Gabungan antara ekspresi jalur mevalonat, peningkatan ekspresi
isopentenil difosfat sintase (Idi) dan farnesil difosfat sintase (IspA) beserta
suplementasi asam mevalonat hingga 40 mM mampu meningkatkan produksi
amorfadiena hingga mencapai 800 mg/L. Hal ini menunjukkan bahwa jalur
mevalonat, terutama bagian bawah telah berfungsi dengan baik. Namun demikian,
bagian atas dari jalur tersebut masih memerlukan penelitian lebih lanjut dalam
rangka peningkatan kapasitas produksi asam mevalonat.
Secara keseluruahan, penelitian ini telah mampu memberikan gambaran tentang
pencapaian rekyasa metabolik dan potensi pengembangan lebih lanjut B. subtilis
sebagai bakteri penghasil senyawa terpenoid.