digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Tri Ariadi Fitra
PUBLIC Alice Diniarti

Beberapa tahun terakhir ini banyak terjadi fenomena banjir akibat aliran yang melebihi kapasitas tampungan sungai. Pada musim hujan sebagian besar kota-kota di Indonesia mengalami bencana banjir. Sungai Citarum merupakan salah satu sungai di Kota Bandung yang hampir setiap tahun mengalami bencana banjir. Kawasan yang terkena dampak akibat banjir Sungai Citarum diantaranya daerah Dayeuh Kolot, Baleendah, Banjaran, Bojongsoang, Cieunteung, dan beberapa daerah lainnya. Baleendah merupakan salah satu kawasan padat pemukiman yang setiap tahun mengalami bencana banjir. Genangan akibat luapan Sungai Citarum di kawasan Baleendah ini dapat terjadi berhari-hari bahkan berminggu-minggu yang mengakibatkan aktifitas penduduk menjadi terhenti. Bencana banjir ini menimbulkan banyak kerugian baik secara material, immaterial bahkan korban jiwa. Pembangunan infrastruktur pengendali banjir seperti tanggul banjir, kolam retensi, sudetan (pelurusan sungai) serta normalisasi sungai sudah banyak dilakukan, namun masih belum juga menyelesaikan permasalahan banjir. Oleh karena itu perlu adanya suatu upaya secara non struktural yang harus dilakukan. Salah satu upaya untuk mengantisipasi dan mengurangi dampak atau kerugian akibat banjir dapat dilakukan dengan simulasi dan prediksi banjir yang merupakan salah satu komponen dalam peringatan dini banjir (Early Warning System). Salah satu metode yang dapat digunakan yaitu dengan melakukan analisis Hidrograf Satuan untuk merepresentasikan karakteristik DAS sehingga dapat menghasilkan simulasi dan prediksi banjir secara akurat. Hasil kalibrasi dan verifikasi model Hidrograf Satuan diharapkan mendekati data yang ada dengan persentasi lebih dari 90%. Dengan hasil tersebut dapat menggambarkan bahwa parameter dan karakteristik DAS telah mendekati kondisi yang sebenarnya sehingga dapat dilakukan pemodelan dengan berbagai skenario hujan rancangan maupun hujan sedang berlangsung yang tercatat secara realtime dari stasiun pengamat curah hujan. Prediksi banjir juga dapat dilakukan secara analisis statistic dengan metode Jaringan Syaraf Tiruan (Artificial Neural Network). Akhir-akhir ini, metode ini banyak digunakan dikarenakan hasilnya yang cukup baik dan banyak program (software) yang mendukung metode ini. Dalam kajian Tesis ini, digunakan metode Hidrograf Satuan Fungsi Gamma dan Jaringan Syaraf Tiruan (Artificial Neural Network) untuk analisis prediksi banjir. Kedua metode ini diharapkan dapat saling mendukung dalam mendapatkan hasil prediksi banjir yang baik/sesuai. Untuk metode Hidrograf Satuan Fungsi Gamma menggunakan fasilitas “Solver” yang ada dalam program Microsoft Excel. Dengan nilai K, n, dan Ao sebagai parameter Hidrograf Satuan Fungsi Gamma yang akan di-solver. Sedangkan untuk metode Jaringan Syaraf Tiruan (Artificial Neural Network) menggunakan program Matlab yang berorientasi pada nilai korelasi (R) yang baik. Simulasi dan prediksi banjir dilakukan pada DAS Cikapundung dengan jumlah event banjir sebanyak 110 event. Kemudian dilakukan optimasi Hidrograf Satuan Fungsi Gamma dengan masukan curah hujan wilayah metode Poligon Thiessen, diperoleh hasil untuk debit puncak dan volume banjir secara berurutan sebesar 76% dan 98% dan nilai korelasi (R) untuk prediksi banjir 1 (satu) sampai 5 (lima) jam kedepan secara bertirut-turut adalah 0.907; 0.711; 0.799; 0.606; 0.629. Sedangkan optimasi Hidrograf Satuan Fungsi Gamma dengan masukan curah hujan wilayah metode Isohyet, diperoleh hasil untuk debit puncak dan volume banjir secara berurutan sebesar 76% dan 96% dan nilai korelasi (R) untuk prediksi banjir 1 (satu) sampai 5 (lima) jam kedepan secara bertirut-turut adalah 0.874; 0.829; 0.712; 0.545; 0.651.