Teknologi produksi bahan bakar bensin nabati melalui pirolisis sabun basa logam
sedang berlangsung di Komunitas Teknik Kimia, Institut Teknologi Bandung.
Pemilihan sabun basa logam sebagai intermediet produksi bahan bakar bensin nabati via
pirolisis dirasa memiliki harapan di masa depan karena residu pirolisis sabun basa
logam masih dapat didaur ulang dengan proses lebih lanjut menjadi sabun basa logam
kembali. Sabun basa logam dibuat dengan mereaksikan asam lemak (dalam penelitian
ini adalah asam oleat) dengan hidroksida logam multivalent, yaitu Zn4Ca????Mg(2 -
????)Cr2(OH)16CO3, dengan ???? sebesar 0 < ???? < 1. Asam oleat didapatkan dari PFAD yang
dipisahkan antara asam oleat dengan asam palmitat melalui metode Hoerr (1955).
Pembuatan hidroksida dengan cara kopresipitasi dari garam garam nitrat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh kondisi optimal pembuatan
hidroksida logam baik dari pH ataupun komposisi logam penyusunnya (????). Selain itu
kondisi sabun basa logam yang diinginkan adalah yang memiliki angka asam sekecil
mungkin atau nol. Adapun nilai hidroksida tersabunkan pada sabun basa logam yang
diinginkan adalah 50%. Hal ini diinginkan karena hasil sabun yang diinginkan adalah
sabun basa logam. Hasil penelitian didapat bahwa pemisahan asam lemak dari PFAD
memiliki banyak kesulitan karena sulit memisahkan asam lemak jenuh dan tak jenuh
pada PFAD. Maka dari itu, direkomendasikan metode lain yaitu pemisahan asam lemak
tak jenuh dengan kompleksasi urea.