BAB 1 Ekselutomo Karim Arrasyid
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Ekselutomo Karim Arrasyid
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Ekselutomo Karim Arrasyid
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Ekselutomo Karim Arrasyid
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Ekselutomo Karim Arrasyid
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Tsunami merupakan gelombang atau gelombang serangkain yang dibangkitkan tiba-tiba dislokasi kolom udara. Bencana tsunami pada umumnya diakibatkan oleh letusan gunung berapi di bawah laut, gempa bumi yang pusatnya di dalam laut dan tumbukan antar lempeng samudera. Tingginya potensi bencana tsunami di wilayah Indonesia membuat Indonesia rawan terhadap bencana tsunami. Hal ini disebabkan oleh dinamisnya sistem atau proses geologi dan pergerakan lempeng di Indonesia yang terletak di atas tiga lempeng, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Tsunami tidak dapat dicegah tetapi dampaknya dapat dikurangi melalui pemanfaatan teknologi peringatan dini yang mampu membantu masyarakat menghindari kawasan yang berpotensi tsunami. Pemodelan tsunami menjadi bagian dari teknologi peringatan dini tsunami. Model tsunami merupakan salah satu model-model gelombang panjang yang dikembangkan dengan tujuan untuk pemetaan daerah rawan bencana berdasarkan perkiraan pembangkit tsunami, perkiraan waktu kedatangan tsunami di daratan, tinggi limpasan dan kedalaman rendaman. Tulisan ini melaporkan penelitian tentang potensi tsunami di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, satu-satunya habitat bagi badak Jawa. Penelitian dilakukan dengan menggunakan model tsunami COMCOT (Cornell Multi-grid Coupled Tsunami model) dengan menggunakan mekanisme megathrust dan dua skenario pembangkitan tsunami. Data diambil dari Badan Informasi Geospasial.
Diperoleh bahwa untuk skenario 1, Kalajeten menjadi daerah dengan waktu kedatangan gelombang tsunami tercepat, yaitu pada menit ke 3 dan Cikarang adalah daerah dengan tinggi gelombang tsunami tertinggi, yaitu 14,5 meter terhadap permukaan air laut rata-rata. Cikarang juga menjadi daerah yang mengalami rendaman tertinggi, yaitu 25 meter dan sekaligus menjadi daerah yang mengalami jangkauan rendaman tsunami paling jauh, yaitu 5,1 kilometer.
Untuk skenario 2, di lain pihak, kedatangan gelombang tsunami tercepat terjadi di Citerjun pada menit ke 28 dan gelombang tsunami tertinggi terjadi di Cikeusik dengan ketinggian maksimum 2,6 meter. Selain itu, Cibandowoh menjadi daerah yang mengalami rendaman tertinggi, yaitu 9 meter, sedangkan Cigenter menjadi daerah yang mengalami jangkauan rendaman tsunami paling jauh, yaitu 1,4 kilometer.
Dibandingkan dengan peta populasi badak Jawa, disimpulkan bahwa wilayah rendaman tsunami yang diperoleh meliputi semua kawasan habitat badak Jawa, Kawasan dengan populasi tinggi, sedang, maupun rendah. Bencana tsunami dapat menjadi sumber kepunahan badak Jawa.