digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Fathoni
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Muhammad Fathoni
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Muhammad Fathoni
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Muhammad Fathoni
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Muhammad Fathoni
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Muhammad Fathoni
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 6 Muhammad Fathoni
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 7 Muhammad Fathoni
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

DAFTAR Muhammad Fathoni
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

Provinsi Sumatera Selatan merupakan daerah dengan potensi batu bara terbesar di Indonesia dimana pada Tahun 2015, jumlah sumber daya batu bara di Sumatera Selatan menempati peringkat pertama di Indonesia dengan jumlah 51.901,93 ton (Bappenas, 2019). Untuk mengangkut hasil tambang batu bara tersebut, umumnya angkutan batu bara di Sumatera Selatan menggunakan mobil truk sebelum dibawa dengan kapal tongkang batu bara menuju ke lokasi konsumen. Hal ini mengakibatkan kerusakan jalan, kemacetan, polusi dan naiknya angka kecelakaan lalu lintas. Agar potensi angkutan sungai terutama untuk angkutan barang dapat termanfaatkan dengan baik serta mengurangi berbagai permasalahan pada angkutan barang di jalan raya maka diperlukan upaya mengintegrasikan antara jaringan angkutan sungai dengan jaringan angkutan jalan dan angkutan kereta api. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan pada angkutan jalan tersebut adalah melakukan integrasi dengan jenis angkutan lain yang ada, terutama kereta api dan angkutan perairan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat pemodelan biaya angkutan batu bara melalui angkutan truk, kereta api dan angkutan sungai dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang terjadi di lapangan untuk diformulasikan menjadi suatu fungsi yang bisa dipertimbangkan secara kuantitatif dalam rangka perbandingan dan pemilihan berbagai rute jaringan angkutan batu bara yang efisien dari aspek biaya. Dari simulasi yang telah dilakukan, rute dengan menggunakan angkutan truk - sungai adalah yang paling kombinasi rute yang paling tinggi biaya per ton muatannya adalah apabila menggunakan angkutan truk untuk kemudian dilanjutkan dengan menggunakan tongkang kecil (1.500 ton) melalui Sungai Lematang yang merupakan sungai di pedalaman dan berada di sekitar kawasan tambang dengan biaya umum sebesar Rp 11.102.102/ton. Adapun rute dengan menggunakan angkutan truk - kereta api - sungai adalah yang paling murah yakni sebesar Rp 8.24.729/ton.2 Untuk meningkatkan peran angkutan sungai maka diperlukan berbagai kebijakan antara lain mengalihkan biaya kegiatan pengerukan dan peninggian lantai jembatan yang melintang di atas sungai kepada Pemerintah serta mengalihkan biaya konstruksi dan pemeliharaan jalan kepada pengusaha angkutan truk batu bara. Hal ini akan berpotensi pada menurunnya biaya umum (generalized cost) pada rute yang menggunakan angkutan sungai sehingga bisa bersaing dan akan bertambahnya minat pengguna jasa untuk menggunakan rute yang menggunakan angkutan sungai dan angkutan kereta api.