digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Aidil Hidayatul Azhar
PUBLIC Resti Andriani

Pembangunan infrastruktur tepi pantai memiliki tantangan besar dengan adanya ion agresif klorida pada air laut. Rangka baja dalam beton akan terkorosi oleh air laut yang juga akan membuat struktur bangunan juga rusak. Penggunaan baja galvanis menjadi salah satu solusi yang hemat dan gampang dilakukan. Lapisan zinc pada baja galvanis memberi perlindungan terhadap korosi yaitu sebagai pelindung fisik dan sebagai anoda korban. Selain ion klorida, salah satu ion agresif lainnya adalah ion sulfat. Ion sulfat berasal dari gas SO2 yang kemudian terbawa ke udara dan membentuk garam sulfat. Kemudian, garam sulfat akan terbawa turun bersama hujan. Oleh karena itu perlu dipelajari bagaimana pengaruh kedua ion agresif ini terhadap baja galvanis yang berada dalam beton. Serangkaian percobaan dilakukan untuk mempelajari pengaruh dari NaCl dan Na2SO4 dalam larutan beton. Dalam percobaan ini dilakukan 3 pengujian yaitu, uji karakterisasi permukaan , uji perendaman dan uji karakteristik elektrokimia.Uji karakteristik permukaan terdiri dari Scanning Electron Microscope (SEM), Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (EDS) dan X-ray Diffraction (XRD). Uji karakteristik elektrokimia terdiri dari Linear Polarization Resistance (LPR), Cyclic Polarization, dan Electrochemical Impedance Specstrocopy (EIS). Sampel yang digunakan adalah baja galvanis dengan ketebalan zinc 0.3 mm. Larutan yang digunakan adalah kombinasi larutan Ca(OH)2 dengan pH 12 yang ditambahankan garam NaCl dan Na2SO4,sehingga akan terbentuk tujuh kombinasi larutan uji. Pada larutan yang hanya ditambahkan NaCl atau Na2SO4, konsentrasi yang lebih tinggi menunjukkan tahanan polarisasi yang lebih rendah dan laju korosi yang lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi yang lebih rendah. Pada larutan campuran garam, konsentrasi Na2SO4 yang lebih tinggi menunjukkan peningkatan tahanan polarisasi dan penurunan laju korosi. Pada hasil pengujian Scanning Electron Microscope (SEM) dapat terlihat sampel yang direndam pada larutan Ca(OH)2, terdeposit lapisan pasif pada permukaannya. Pada sampel yang ditambahkan garam, lapisan pasif terlihat rusak dan terbentuk pit. Pada hasil X-ray Diffraction (XRD) semua sampel yang diuji mengindikasikan terdapat senyawa intermetalik (Fe13Zn126) pada permukaan sampel. Pada sampel yang direndam dalam larutan yang ditambahkan garam NaCl juga terdeteksi senyawa simonklliete (Zn5Cl2(OH)8.H2O). Adanya produk korosi yang terdeposit pada permukaan sampel dalam larutan uji NaCl berupa senyawa simonklliete (Zn5Cl2(OH)8.H2O) menyebabkan laju korosinya lebih rendah dibandingkan Na2SO4 pada konsentrasi yang sama. Model rangkaian listrik yang sesuai untuk sampel yang direndam dalam larutan uji yang dikombinasikan dengan garam yaitu Rs(CPE1/Rpor)(CPE2/Rf)(CPEdl/Rct). Model ini menunjukkan bahwa lapisan pasif yang terbentuk dari larutan Ca(OH)2 rusak oleh ion klorida dan ion sulfat sehingga membentuk pit.