digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Adhi Prabowo
PUBLIC Irwan Sofiyan

Besar kontribusi sektor konstruksi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia adalah 10,36% atau menempati urutan ke 4 setelah sektor industri, pertanian, dan otomotif. (BPS, triwulan III/2018).Terjadi penumpukan jumlah badan usaha jasa konstruksi khususnya pada klasifikasi kontraktor kecil Jumlah kontraktor dengan sub kualifikasi kecil di wilayah Bandung Raya, yang meliputi Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat mencapai angka 4.100 perusahaan pada tahun 2016. Jumlah ini merupakan 84,18% dari jumlah keseluruhan kontraktor di wilayah Bandung Raya.Menurut Ketua Umum Gapensi “saat ini tercatat sekitar 87% pangsa pasar konstruksi masih dikuasai oleh kontraktor-kontraktor besar, sedangkan untuk kontraktor lokal dan kecil hanya menguasai 6% presentase pasar konstruksi di Indonesia” (CNBC Indonesia, 2018). Dengan demikian, kontraktor kecil di wilayah Bandung Raya harus dapat bersaing untuk memperoleh proyek bagi segmen konstruksi dengan nilai proyek hingga 2,5 milyar rupiah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh LPJK. Makalah ini disusun untuk dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kompetisi dan kapasitas kontraktor kecil bidang pekerjaan infrastruktur publik di wilayah Bandung Raya. Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam mengidentifikasi tingkat kompetisi dan kapasitas kontraktor kecil dalam penelitian ini diantaranya Porter’s five forces, HHI dan CR. Hasil menunjukan bahwaStruktur Pasar industri konstruksi pada pembangunan, pemeliharaan dan peningkatan jalan adalah pasar persaingan monopolistik dan Kapasitasnya dapat dikatakan tidak menunjukan peningkatan yang signifikan.