Analisis variogram merupakan salah satu metode yang banyak digunakan pada
berbagai bidang untuk memperoleh gambaran hubungan spasial data antar lokasi.
Salah satu observasi yang menarik adalah distribusi nilai asuransi harta benda
berdasarkan lokasi terjadinya klaim guna memperoleh gambaran potensi risiko
klaim. Secara umum nilai klaim asuransi harta benda merupakan data yang
menceng dengan variabilitas yang tinggi, sehingga perlu dilakukan transformasi
logaritma natural untuk mengurangi kemencengan dan variansi data. Selain itu
diperlukan pendekatan variogram yang robust pada pemodelannya. Salah satu
langkah penting pada pemodelan variogram adalah pada penaksiran parameter.
Sayangnya penaksiran parameter secara simultan tidak mudah untuk dilakukan
karena ketidaklinieran parameter variogram terhadap fungsi-fungsi model
variogram.
Pada tesis ini digunakan metode Gauss-Newton dan algoritma genetik sebagai
metode dalam penaksiran parameter yang dapat menaksir parameter variogram
secara simultan. Metode Gauss-Newton memberikan taksiran parameter dengan
cepat, maksimal 51 iterasi, tetapi hasil taksiran parameter dimungkinkan untuk
keluar dari kewajaran parameter variogram. Sebagai contoh, terdapat hasil taksiran
nugget yang negatif dan hal ini tidak wajar karena nugget merupakan ukuran
variabilitas yang tidak sewajarnya bernilai negatif. Pada algoritma genetik hasil
taksiran dapat dibatasi nilainya sehingga lebih andal. Namun salah satu kesulitan
algoritma genetik adalah dalam menentukan kriteria pemberhentian berdasarkan
rataan kuadrat galat (Mean Square Error, MSE) antara model variogram dan
variogram eksperimental.
Kedua metode dapat menaksir parameter variogram dengan baik, berdasarkan nilai
MSE yang tidak signifikan berbeda, dengan tingkat ketelitian 10?3
Kemudian validasi model terbaik menggunakan metode Jackknife Kriging, dan model sferis
taksiran metode Gauss-Newton tepilih sebagai model terbaik dengan nilai akar
rataan kuadrat galat (Root Mean Square Error, RMSE) 58,4 juta rupiah.