Salah satu penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan di Indonesia
adalah Ujian Nasional (UN) dengan pelaksanaan secara rutin dan serentak setiap
tahun di seluruh Indonesia. Ujian Nasional juga berfungsi untuk mengukur dan
menunjukkan hasil dari proses belajar mengajar di sekolah dan untuk pemerataan
pendidikan di seluruh Indonesia. Berdasarkan kurikulum 2013, peserta didik
dituntut untuk mampu berpikir tingkat tinggi melalui pembelajaran di sekolah
terutama pada mata pelajaran Matematika. Oleh karena itu, Ujian Nasional
sebagai alat ukur kemampuan kognitif peserta didik harus mampu menguji
kemampuan berpikir tingkat tinggi peseta didik. Teori taksonomi Bloom yang
Direvisi membuat tingkatan berpikir peserta didik terhadap soal sebagai tingkatan
kesulitan soal, yaitu Mengingat (C1), Memahami (C2), Menerapkan (C3),
Menganalisis (C4), Mengevaluasi (C5), dan Menciptakan (C6). Suatu test yang
baik, terdapat ke-enam tingkatan berpikir kognitif sebagai tingkatan kesukaran
dalam soal. Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan penyebaran soal
Ujian Nasional Matematika SMP/MTs Tahun 2016-2019 berdasarkan Teori
Taksonomi Bloom yang Direvisi oleh Anderson & Kartwohl (2001).
Temuan dari pengklasifikasian penyebaran soal Ujian Nasional Matematika
SMP/MTs Tahun 2016-2019 berdasarkan teori taksonomi Bloom yang Direvisi
adalah sebagai beriku. Soal Ujian Nasional Matematika yang dianalisis ada tiga
kode soal yang digunakan dari 2016-2019, yaitu P1, P2, dan P3. Empat tahun soal
Ujian Nasional yang diklasifikasikan, tidak ada muncul soal yang tergolong
Menganalisis, Mengevaluasi dan Menciptakan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs didominasi dengan soal Menerapkan
dengan perolehan antara 80% - 95%.