Abstrak :
Guna mengoptimalkan keterbatasan sumber air yang ada, maka pemanfaatan air tanah untuk irigasi harus dilakukan seefektif dan seefisien mungkin dengan mempertimbangkan berbagai faktor antara lain : faktor kebutuhan air tanamannya, penggunaan debit aman yang optimum, luas lahan tertanami maupun aspek ekonominya.
Penelitian dilakukan di Desa Salamjaya Kecamatan Pabuaran Kabupaten Subang Jawa Barat pada bulan September 1996 - Maret 1997. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder (curah hujan, klimatologi, pumping test, hidrogeologi dan pertanian), pengamatan di lapangan (pengamatan perkolasi dengan Lysimeter dan pola tanam setempat) serta analisa tanah yang dilakukan di laboratorium.
Debit optimum berdasarkan kapasitas pompa sumur TW 66 adalah 13,0 liter/detik dengan penurunan sebesar 8,9 meter, nilai perkolasi di lapangan adalah 2,45 mm/hari.
Perhitungan kebutuhan air tanaman dilakukan terhadap Padi dan Palawija (Jagung, Kedelai, Kacang Tanah dan Semangka).
Pada tanaman Padi, kebutuhan air terkecil yaitu : 1,42 lt/dt/ha (Januari).Untuk Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah kebutuhan air terkecil yaitu : 0, 0,14 dan 0,3 It/dt/ha (Desember) dan Semangka yaitu 0,02 lt/dt/ha (Januari)
Kebutuhan air terbesar untuk Padi adalah 2,15 It/dt/ha (Nopember) . Pada tanaman Jagung dan Kedelai yaitu : 0,97 dan 0,93 It/dt/ha (Agustus), Kacang Tanah yaitu : 0,8 It/dt/ha (Mei, Juni dan Juli) dan Semangka adalah 0,871t/dt/ha (Agustus).
Untuk optimasi, pola tanam yang ditentukan dilakukan pada awal tanam bulan Nopember 1 dan 2 , Desember 1 - 2, dan Januari 1 - 2. Perhitungan optimasi dilakukan dengan program Lindo dengan faktor pembatas luas lahan, debit air yang tersedia secara aman dan faktor tujuan keuntungan yang akan diperoleh dari hasil usaha tani.
Hasil optimasi menunjukkan bahwa keuntungan total terbesar untuk satu siklus musim tanam ( satu tahun) untuk pola tanam Padi-Padi-Palawija dan Padi-Palawija-Palawija adalah pada awal tanam bulan Nopember (1) yaitu sebesar 62,2 dan 63,3 juta rupiah/11,26 ha
Keuntungan total terkecil terjadi pada awal tanam bulan Nopember (2) yaitu sebesar 60,9 dan 61,9 juta rupiah/11,26 ha.
Dan penelitian ini disarankan adanya pemantauan kembali terhadap kondisi sumur TW 66 ini, sehingga pemberdayaan sumber air tanah yang ada dapat berkesinambungan dengan memanfaatkan potensi lahan yang ada dan mengembangkan berbagai jenis tanaman yang bernilai ekonomis tinggi.
Perpustakaan Digital ITB