digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Aditya Trias Pradana
PUBLIC yana mulyana

Kurkumin merupakan senyawa alam diaril heptanoid dengan jalur biosintesa poliketida aromatik yang diperoleh dari genus Curcuma. Kurkumin memiliki kelarutan yang rendah dalam air, sehingga ketersediaan hayati peroral relatif kecil. Pada penelitian sebelumnya, telah dilakukan pembuatan kurkumin nanokristal sebagai salah satu solusi peningkatan kecepatan kelarutan dan absorbsi peroral dengan menggunakan metode homogenisasi tekanan tinggi dan pearl milling. Tujuan penelitian ini adalah mengkarakterisasi produk nanokurkumin, membandingkan ketersediaan hayati setelah dibentuk nanokristal dan mempelajari biodistribusinya pada hewan coba. Karakterisasi meliputi analisis ukuran partikel dan distribusi ukuran, penetapan zeta potensial menggunakan particle/zeta sizer, morfologi partikel dengan Scanning Electron Microscopy (SEM), sifat kristalografi dengan X-ray Diffraction (XRD) dan analisis termal dengan Differential Scanning Calorimetry (DSC). Pengujian ketersediaan hayati absolut kurkumin dan nanokurkumin dilakukan pada tikus dengan pemberian oral dan intravena, dengan dosis 10 mg/kg bb. Waktu sampling dilakukan pada jam ke-0; 0,25; 0,5; 1; 2; 4; 8; 12 dan 24. Pengujian biodistribusi dilakukan setelah kurkumin ditandai dengan radioiodida untuk melihat akumulasinya pada tiap organ di fase distribusi. Nanokurkumin mempunyai ukuran rata-rata 478 nm, dengan indeks polidispersitas 0,442 dan zeta potensial -23,68 mV. Karakteristik fisik nanokurkumin baik ukuran partikel maupun morfologi lebih baik dibandingkan dengan kurkumin. Nanokurkumin dapat meningkatkan ketersediaan hayati absolut sebesar 7 kali. Pada fase biodistribusi, kurkumin banyak terakumulasi di hati dan saluran pencernaan terkait metabolisme yang cepat oleh enzim.