Penggunaan kombinasi antibiotik sudah lazim digunakan sejak lama. Termasuk dalam dunia
veteriner. Salah satu kombinasi antibiotik yang digunakan dalam dunia veteriner adalah sulfadiazin
dan trimetoprim. Walaupun penggunaan kombinasi kedua antibiotik tersebut sudah lama
dilakukan, belum banyak penelitian analisis kedua antibiotik tersebut. Termasuk penelitian
penetapan kadar kedua antibiotik dalam darah maupun dalam sampel biologis lainnya. Penetapan
kadar kedua antibiotik tersebut dilakukan menggunakan metode kromatografi cair kinerja tinggi
(KCKT). Optimasi metode dilakukan dengan mengganti komposisi fase gerak dan panjang
gelombang detektor. Metode yang digunakan adalah sistem KCKT dengan kolom C18 (150 mm x 4,6
mm), laju alir 1 mL/menit, volume injeksi 10 ?L, komposisi fase gerak asetonitril : asam asetat glasial
1,27% : trietilamin (14 : 85,85 : 0,15), dan detektor spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang 270 nm. Sulfadiazin dan trimetoprim mempunyai waktu retensi masing-masing 3,4
menit dan 4,6 menit. Sulfadiazin memiliki nilai linieritas 0,9998 dengan batas deteksi 0,02 ?g/mL
dan batas kuantifikasi 0,08 ?g/mL. Trimetoprim memiliki nilai linieritas 0,9998 dengan batas deteksi
0,03 ?g/mL dan batas kuantifikasi 0,09 ?g/mL. Metode telah memenuhi persyaratan validasi yaitu
presisi dan akurasi, dimana nilai koefisien variansi tidak melebihi 15% dan nilai % galat juga di bawah
15%. Teknik penyiapan sampel yang cukup sederhana yaitu menggunakan teknik presipitasi protein
dengan pelarut asetonitril menghasilkan nilai perolehan kembali yang cukup baik yaitu tidak
melebihi 25% dan nilai KV di bawah 15%. Sampel dalam plasma bisa bertahan sampai dengan 34
hari ditunjukkan dengan uji stabilitas sampel yang menunjukkan ketidakbermaknaan berdasarkan
pengujian statistik t-test berpasangan. Metode terbukti bisa digunakan untuk menentukan kadar
sulfadiazin dan trimetoprim dalam darah ayam pada penentuan profil farmakokinetika sulfadiazintrimetoprim melalui rute air minum.