Dispepsia adalah keluhan atau kumpulan gejala (sindrom) seperti nyeri atau rasa tidak nyaman di
epigastrum yang dapat disertai mual, muntah, kembung, cepat kenyang, rasa perut penuh,
sendawa, regurgitasi, dan rasa panas yang menjalar di dada (Wijaya, 2013). Dispepsia merupakan
peringkat ke-15 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit Jawa Barat untuk
semua golongan umur dengan persentase 1,73% (Depkes RI, 2012). Puskesmas Ibrahim Adjie Kota
Bandung mencatat dispepsia sebagai penyakit ke-2 terbanyak untuk seluruh pasien dengan
persentase 17,53 pada tahun 2015. Dalam penanganan dispepsia, belum ada tata laksana
pengobatan yang jelas. Hal tersebut dapat mengakibatkan adanya pengobatan yang tidak
rasional, sehingga perlu dilihat efektivitas berdasarkan efikasi serta biaya. Penelitian ini bertujuan
untuk menentukan efektivitas penggunaan obat untuk dispepsia berdasarkan efikasi dan analisis
biaya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional yang dilakukan secara
konkuren pada pasien selain anak-anak yang mengalami dispepsia di Puskesmas Ibrahim Adjie
dalam periode bulan Juli 2015 hingga bulan Januari 2016. Data-data pasien yang dikumpulkan
adalah hasil kuesioner NDI, SF-LDQ, dan beberapa pertanyaan tambahan per pasien. Berdasarkan
uji efektivitas pada terapi kombinasi ranitidin - antasida serta omeprazol - antasida melalui
kuesioner NDI dan SF-LDQ pada 101 pasien, masing-masing terapi memberikan efek terapi yang
signifikan kepada pasien secara statistik. Berdasarkan kuesioner NDI dan SF-LDQ, terapi kombinasi
ranitidin - antasida serta omeprazol dan ranitidin tidak memiliki perbedaan efek terapi yang
signifikan secara statistik (p>0,05). Berdasarkan penelitian ini dengan menggunakan analisis ICER,
terapi kombinasi ranitidin - antasida memiliki nilai ICER sebesar Rp 1684,94. Terapi kombinasi
omeprazol - antasida memiliki nilai ICER Rp 2748,8. Berdasarkan hasil tersebut, terapi kombinasi
ranitidin - antasida terletak pada kuadran II, sehingga terapi kombinasi ranitidin - antasida lebih
cost-effective dibandingkan dengan terapi kombinasi omeprazol - antasida. Dari penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa pemberian terapi kombinasi ranitidin - antasida maupun omeprazol -
antasida dapat memberikan efek terapi yang baik pada pasien secara statistik. Terapi kombinasi
omeprazol - antasida serta ranitidin - antasida tidak memiliki perbedaan efek signifikan satu sama
lain secara statistik. Berdasarkan analisis ICER, terapi kombinasi ranitidin - antasida lebih costeffective jika dibandingkan dengan terapi kombinasi omeprazol - antasida.