digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Fransiscus Ardhiawan
PUBLIC yana mulyana

Suplemen klorofil (klorofilin) yang beredar di pasaran berada dalam bentuk termodifikasi yaitu penggantian logam inti dari magnesium menjadi tembaga. Substitusi logam inti ini bertujuan untuk meningkatkan kestabilan kimia senyawa serta efek antioksidan. Namun logam inti tembaga dapat lepas menjadi ion tembaga bebas akibat berbagai hal seperti proses pembuatan yang kurang baik, pH dan suhu ekstrim serta akibat proses pencernaan dalam tubuh. Tembaga sebagai mikronutrien dibutuhkan tubuh dalam batas tertentu. Menurut Bundesinstitut für Risikobewertung (BfR), batas mencukupi untuk konsumsi tembaga adalah 1-1,5 mg/hari dan batas atas aman untuk konsumsi tembaga adalah 5 mg/hari untuk orang dewasa dan 1-4 mg/hari untuk anak-anak dan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kadar ion tembaga bebas per takaran saji dan menghitung asupan tembaga total per takaran saji dari suplemen klorofilin. Identifikasi klorofilin pada lima sampel suplemen klorofilin menggunakan spektrofotometri UV- Vis. Penetapan kadar ion tembaga bebas dan kadar tembaga total dilakukan menggunakan spektroskopi serapan atom (SSA) mengacu pada metode analisis Joint Expert Committee on Food Additives Food and Agriculture Organization (JECFA FAO). Metode diverifikasi dengan menentukan parameter yaitu linearitas, batas deteksi, batas kuantifikasi, presisi dan akurasi. Dari lima sampel yang diidentifikasi, dua sampel positif mengandung klorofilin dan tiga diantaranya diduga negatif palsu. Hasil verifikasi metode penetapan kadar ion tembaga bebas dan kadar total tembaga menunjukkan bahwa parameter linearitas, akurasi, dan presisi telah memenuhi syarat penerimaan. Pada perhitungan asupan kadar ion tembaga bebas, dua sampel dapat terkuantifikasi yaitu 122,27 ± 3,4 µg/hari dan 20,8 ± 4,7 µg/hari. Jumlah asupan total tembaga dari lima sampel berturut-turut adalah 6,73 ± 0,22 mg/hari, 1,87 ± 0,055 mg/hari, 0,13 ± 0,015 mg/hari, 2,14 ± 0,09 mg/hari, dan 1,69 ± 0,026 mg/hari. Dari lima sampel yang telah dianalisis, satu sampel teridentifikasi memiiliki kadar tembaga total yang melebihi batas yaitu 5 mg/hari dan berpotensi menyebabkan keracunan. Kadar ion tembaga bebas pada dua sampel yang terkuantifikasi masih dalam syarat produk yaitu 200 mg/kg.