COVER Muhamad Maulanal Haq
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Muhamad Maulanal Haq
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Muhamad Maulanal Haq
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Muhamad Maulanal Haq
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Muhamad Maulanal Haq
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Muhamad Maulanal Haq
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Muhamad Maulanal Haq
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Sistem Hibrida Energi Terbarukan (SHET) merupakan hasil pengembangan
microgrid yang telah berjalan di laboratorium Manajemen Energi di Labtek-VI TP
Rahmat. Kebutuhan energi SHET dipenuhi oleh sumber energi terbarukan berupa
PLTS dan jaringan distribusi luar yakni PLN, serta baterai sebagai bentuk
penyimpanan dan cadangan energi. Dalam pengembangan lebih lanjut dibutuhkan
beberapa tambahan sumber energi baru yang dapat memasok daya saat terjadi
kelebihan beban ataupun kondisi kritis seperti kekosongan cadangan energi. Sel
tunam menjadi salah satu pilihan sumber energi terbarukan yang dapat
diintegrasikan dengan SHET.
Dalam tugas akhir ini dibuat rancangan integrasi sel tunam tipe PEM dengan
kondisi SHET yang saat ini telah berjalan. Rancangan dibuat secara DC Coupling
dengan sel tunam berhubungan langsung dengan baterai pada saluran DC dengan
perantara konverter MPPT. Sel tunam akan berjalan pada Island Mode dengan
kondisi khusus berupa besarnya beban yang terjadi serta rendahnya level SoC
baterai. Hal ini menjadikan sel tunam sebagai sumber energi cadangan terakhir
untuk menghindari mati sistem.
Dari hasil pengujian desain didapat bahwa sel tunam tipe PEM dengan potensi
produksi daya maksimum 1kW hanya mampu menghasilkan daya pada rentang
120-160 watt. Hal ini disebabkan karena karakteristik daya maksimum sel tunam
yang dipakai berada pada tegangan rendah di bawah tegangan baterai VRLA 48V
yang dipakai SHET, sedangkan MPPT hanya mampu mengondisikan sel tunam
pada tegangan kerja di atas baterai pada rentang 49V-52V. Kondisi ini
mengakibatkan baterai tetap mengalami discharge walaupun sel tunam menyuplai
pada saat terjadi beban yang tinggi. Oleh karena itu diperlukan perbaikan desain
lebih lanjut sehingga potensi daya maksimum dapat terpanen.