Abstrak :
Rumah susun cenderung mengkondisikan penghuni bersifat individualistis, akibatnya timbul vandalisme dan biaya pemeliharaan tinggi. Sifat individulistis tersebut bertentangan dengan kodrat manusia sebagai mahluk sosial. Pada umumnya manusia memerlukan kebutuhan sosial, di antaranya berinteraksi sosial dengan sesamanya. Kebutuhan sosial ini dapat dipenuhi apabila ada sarana berupa ruang bersama yang dapat menunjang terjadinya interaksi sosial. Rumah susun sewa di Surabaya yang dianggap berhasil telah menerapkan konsep kebersamaan dan keakraban. Menurut arsiteknya (Johan Silas, 1988), bahwa konsep pembenahan lingkungannya tidak akan meninggalkan ciri-ciri lama yang kini berlaku dan membudaya di lingkungan perkampungan. Pola-pola kehidupan kebersamaan di kampung ini tercermin dengan adanya MCK umum, dapur bersama dan jalan kampung, merupakan sarana untuk berinteraksi sosial. Begitu juga di rumah susun sewa di Surabaya, bahwa kebersamaan tersebut diharapkan dapat terjadi di fasilitas umum, seperti di Selasar, HCg, dan Dapur umum.
Penelitian deskriptip dengan mengambil aspek spesifik berupa perilaku interaksi sosial. Adapun kasus yang diambil adalah rumah susun sewa basil peremajaan kawasan kumuh yang dianggap berhasil, yaitu RSS. Dupak dan RSS. Sombo di Surabaya. Pengumpulan datanya melalui kuisener, wawancara, serta pengamatan perilaku dan jejak fisik. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan model skala Osgood dan Likert.
Tanggapan penghuni tentang pemakaian fasilitas umum, rata-rata merasakan kenyamanan. Tetapi ada sebagian dari sub unsur kaleluasaan pribadi, teritorialitas, dan kesesakan yang ditanggapi kurang memuaskan. Penghuni RSS. Sombo lebih merasakan kenyamanan daripada penghuni RSS. Dupak.
Adapun konsep kebersamaan dan keakraban di fasilitas umum sudah sesuai dengan tujuannya. Tanggapan penghuni RSS. Sombo terhadap konsep tersebut lebih positip daripada penghuni RSS. Dupak.
Pads waktu pagi sampai sore hari, bahwa perilaku interaksi sosial di selasar, Bering terjadi di tempat dengan suasana ruang yang terang, mempunyai pandangan babas, serta ruang yang cukup luas yang dapat menampung aktivitas berinteraksi sosial. Di samping itu alasan untuk berkumpul-kumpul dan bermain-main di selasar, di tempat yang ada fasilitas tempat duduk, ada orang jualan, dan slat permainan. Adapun tempat cuci yang diminati adalah ruang yang cukup luas dan ada pencahayaan matahari. Sedangkan dapur umum yang diinginkan untuk berinteraksi sosial adalah letaknya tidak terlalu jauh dan ruangnya cukup luas yang dapat menampung aktivitasnya.
Dalam merancang Rumah susun sewa, hendaknya memperhatikan suasana ruang yang terang dengan pencahayaan alami yang cukup, mempunyai pandangan babas, serta ruangan yang cukup menampung aktivitas berinteraksi sosial antar penghuni.
Perpustakaan Digital ITB