Kopi merupakan salah satu minuman yang disenangi masyarakat. Salah satu sasaran pemasaran
minuman mengandung kafein ini tertuju kepada mahasiswa. Namun, kafein dapat menimbulkan efek
yang tidak diinginkan, seperti insomnia, jantung berdebar-debar, ataupun gangguan lambung. Untuk
mengkaji kebiasaan dan pengetahuan mahasiswa terhadap kopi dan efeknya, maka dilakukan kajian
melalui metode penyebaran kuesioner secara online kepada 151 mahasiswa Indonesia dan
pengukuran kadar kafein pada 20 merk produk kopi. Hasil menunjukkan 96,00% mahasiswa
mengonsumsi 1-2 cangkir kopi setiap harinya untuk meningkatkan fokus ketika belajar (65,71%).
Terdapat 60,71% mahasiswa pernah merasakan efek yang tidak diinginkan dari kopi, seperti jantung
berdebar-debar (63,11%), insomnia (42,72%), dan gangguan lambung (35,92%). Pengetahuan
mahasiswa terhadap kopi dan efeknya termasuk baik karena dapat menjawab 3 dari 4 pertanyaan
dengan tepat. Pengukuran kadar kafein dilakukan pada kopi instan, kopi tubruk, dan kopi siap minum.
Dari hasil validasi metode analisis, didapatkan persamaan garis y=40,629x + 1844.5 dengan r
2
=0.995.
Batas deteksi dan batas kuantifikasi masing-masing adalah 18,45 dan 5,54 µg/mL. Persentase
perolehan kembali (akurasi) pada 3 konsentrasi berbeda didapatkan sebesar 100,4; 96,2; 99,3%,
sedangkan koefisien variasi (presisi) yang didapatkan sebesar 1,9; 0,2; 0,7%. Kafein diekstraksi dengan
cara ekstraksi cair-cair menggunakan pelarut etil asetat dan diukur kadarnya pada KLT densitometri.
Fase gerak yang digunakan adalah 5% asam asetat dalam etil asetat. Berdasarkan hasil penelitian, 20
sampel kopi yang telah diuji menunjukkan kadar kafein yang tidak melewati batas yang diperbolehkan,
yaitu 400 mg/hari. Kadar kafein tertinggi diberikan merk CA (159,23 mg/gelas). Maka itu, produk kopi
dikatakan aman jika dikonsumsi 1 -2 cangkir tiap harinya.