COVER Jefri Bambang Irawan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Jefri Bambang Irawan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Jefri Bambang Irawan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Jefri Bambang Irawan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Jefri Bambang Irawan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Jefri Bambang Irawan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Jefri Bambang Irawan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Metode seismik refleksi konvensional (P-P) telah banyak digunakan antara lain
untuk eksplorasi hidrokarbon dan mencitrakan struktur bawah permukaan. Namun
pada kasus-kasus tertentu, metode ini kurang maksimal dalam mencitrakan struktur
dan terdapat ambiguitas pada eksplorasi hidrokarbon. Metode seismik convertedwave (P-S) digunakan untuk meningkatkan kualitas citra bawah permukaan yang
dihasilkan. Dengan menggunakan receiver multikomponen, gelombang P terekam
pada komponen vertikal dan gelombang S terekam pada komponen horizontal.
Asumsi yang biasa digunakan dalam pengolahan data seismik ialah medium
isotropi, tetapi pada kenyataannya medium bawah permukaan bumi merupakan
medium anisotropi. Oleh karena itu pada penelitian ini dibuat juga model anisotropi
dengan tiga nilai parameter ? (epsilon) yang berbeda untuk selanjutnya dapat
dianalisis efek dari anisotropi ini. Tujuan dalam penelitian ini untuk membuat
model lapisan bawah permukaan 2D dan melakukan penembakan elastik pada
model sintetik, membandingkan penampang yang dihasilkan dari model isotropi
dan anisotropi (penampang P-P dan P-S), membandingkan gather seismik antara
data isotropi dan anisotropi, serta menganalisis besar amplitudo yang dihasilkan
oleh efek anisotropi pada masing-masing model. Pengolahan data dilakukan pada
komponen horizontal dan vertikal di kedua model. Pada stacking komponen
horizontal, digunakan depth variant stack untuk mendapatkan citra penampang
yang lebih baik secara lateral. Untuk penampang stack P-P terlihat lebih banyak
difraksi (bowtie effect) dibandingkan penampang stack P-S. Dengan offset yang
sama, penampang migrasi P-S memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan
penampang migrasi P-P dalam menggambarkan struktur dibawah gas-cloud. CMP
gather seismik anisotropi dikoreksi menggunakan kecepatan NMO yang
didapatkan dari analisis kecepatan pada model isotropi dan terlihat hockey stick
effect. Efek ini berimbas pada effective offset yang didapatkan pada masing-masing
model dan selanjutnya dilakukan substract trace untuk meneliti perbedaan
amplitudo pada model isotropi dengan anisotropi.
Perpustakaan Digital ITB