Politeknik Manufaktur Astra atau yang lebih dikenal dengan nama Polman Astra
sejak tahun 2009 menyediakan beasiswa bagi siswa berprestasi mencakup 35%
dari jumlah mahasiswa yang direkrut dari seluruh Indonesia. Selain memberikan
beasiswa, sebagai wujud pelaksanaan tridharma perguruan tinggi Polman Astra
juga memiliki program pengembangan SMK. Polman Astra saat ini sedang
mengembangkan mesin mini CNC milling yang dapat digunakan sebagai media
pembelajaran di SMK Pemesinan. Mesin tersebut memiliki ukuran yang compact
sehingga diharapkan sesuai dengan pembelajaran praktek di SMK yang memiliki
keterbatasan ruang dan biaya. Mesin mini CNC milling yang dikembangkan
memiliki konstruksi yang terbuat dari material plat mild steel yang dilas (steel
welded base).
Konstruksi mesin mini CNC milling ini telah dibuat dan dirakit oleh mahasiswa
Poman Astra sebagai projek kelompok, meskipun demikian dalam proses
perancangannya, belum menerapkan spesifikasi dimensi dan toleransi geometri
yang tepat. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi dengan melakukan analisis
dimensi dan toleransi geometri konstruksi mesin mini CNC milling. Tujuan akhir
dari penelitian ini adalah untuk memastikan konstruksi mesin mini CNC milling
dalam kondisi baik sebelum dilakukan proses selanjutnya yaitu pemasangan
perangkat sistem kontrol.
Tahap pertama dari analisis ini adalah peninjauan konstruksi mesin. Peninjauan
meliputi pengumpulan data seperti penggambaran ulang (redraw) mesin,
spesifikasi mesin yang diharapkan, pemeriksaan dan pengukuran hasil pembuatan
dari konstruksi mesin. Kemudian dilanjutkan dengan identifikasi karakteristik
kunci. Indentifikasi karakteristik kunci meliputi kinerja serta tuntutan geometri
seluruh konstruksi mesin. Selanjutnya dilakukan analisis dimensi dan toleransi
geometri melalui analisis tumpukan toleransi (stack up tolerance). Analisis
dilakukan melalui enam langkah, yaitu: penetapan karakteristik kunci, pembuatan
loop diagram, pengubahan nilai tengah toleransi, pemilihan metode analisis
toleransi dan variasi. Metode analisis yang digunakan adalah metode worst case
dan metode RSS. Kemudian pemberian toleransi dan verifikasi
kapasitas/kemampuan workshop, pembuatan gambar teknik sebagai tahap akhir
penelitian
Terdapat duapuluh toleransi variable yang dilakukan penyesuaian untuk
mendapatkan penyimpangan sebesar 0,1 mm. Hasil analisis menunjukkan bahwa
semua toleransi akhir dari toleransi variable untuk metode worst case
menghasilkan nilai toleransi yang ketat dengan kemungkinan 100% didalam gap
yang diinginkan. Oleh karena itu metode analisis diubah menjadi metode RSS dan
menghasilkan nilai toleransi yang lebih longgar yaitu kemungkinan 99,73%
didalam gap yang diinginkan.