digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pulau Bangka dikenal sebagai daerah penghasil timah terbesar di Indonesia dan merupakan bagian dari wilayah metalogenik sabuk timah Asia Tenggara. Dengan berkurangnya cadangan timah aluvial untuk penambangan berskala besar baik di darat maupun di lepas pantai Pulau Bangka, maka pemetaan area bekas penambangan untuk memastikan sisa cadangan timah aluvial menjadi sangat penting. Pemetaan tutupan lahan di area bekas penambangan dapat dilakukan dengan menggunakan citra satelit multi-temporal untuk menganalisis perubahan tutupan lahan terutama karena kegiatan tambang rakyat. Penelitian bertujuan untuk melakukan pemetaan tutupan lahan multi-temporal dengan target wilayah Bangka bagian tengah dari tahun 2000 hingga 2017 dan wilayah Bangka bagian selatan dari tahun 2004 hingga 2017 menggunakan citra satelit Landsat TM dan Landsat OLI/TIRS. Beberapa metode pemrosesan citra digunakan untuk mengidentifikasi perubahan tutupan lahan dari waktu ke waktu, yang meliputi indeks vegetasi dan metode klasifikasi terbimbing maximum likelihood, serta metode pemetaan spektral angle mapper (SAM). Pemetaan multi-temporal mampu mengidentifikasi beberapa tipe tutupan lahan, seperti vegetasi/hutan, lahan terbuka, area pemukiman, lahan pertanian, dan badan air. Terdapat peningkatan lahan terbuka dari tahun 2000 ke 2017 di beberapa lokasi. Hasil pemetaan untuk lahan terbuka divalidasi menggunakan hasil analisis sampel lapangan yang diuji dengan metode X-ray diffraction, analisis grain counting, dan spektral sampel lapangan untuk membedakan tanah penutup (tanah asli) dan tailing (sisa hasil pengolahan). Pemetaan dengan metode SAM dapat memetakan sebaran tanah penutup dan tailing (sisa hasil pengolahan) di area terbuka dimana daerah tersebut merupakan wilayah potensial untuk penambangan skala kecil. Hasil analisis multi-temporal juga menunjukkan adanya perubahan sebaran tanah penutup dan tailing di Bangka bagian tengah dan selatan yang dapat menunjukkan aktifitas penambangan dari waktu ke waktu.