digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Linda Permata
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

COVER Linda Permata
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 1 Linda Permata
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 2 Linda Permata
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 3 Linda Permata
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 4 Linda Permata
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 5 Linda Permata
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

PUSTAKA Linda Permata
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 6 Linda Permata
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

Distribusi orientasi urat pada endapan emas sulfidasi rendah dikontrol oleh kondisi stress dan tekanan fluida yang membentuk struktur bukaan. Endapan urat emas berkaitan dengan proses rifting dan struktur dilatasi seperti pembentukan sesar Sumatera yang berevolusi sejak 5 Ma dan segmen Semangko sebagai tatanan regional lokasi penelitian sejak 2 Ma. Urat emas yang teramati sekarang merupakan akumulasi proses repetitif fluida hidrotermal yang memiliki tekanan berbeda. Kluster urat berdasarkan kondisi tekanannya dapat dibedakan dengan metode Mixed Bingham Distribution. Pembentukan urat tersebut akan mempengaruhi distribusi alterasi karena kaitannya dengan komposisi dan karakteristik fluida serta komposisi dan permeabilitas batuan yang diterobos. Oleh karena itu, pemodelan distribusi alterasi dan pemetaan geologi detail dilakukan dengan metode Indicator Kriging. Penelitian dibatasi oleh pengambilan sampel dan pengukuran struktur permukaan di prospek Rawa Gabus (±3 km di timur cekungan pisah-tarik Natarang dan ujung utara segmen Semangko), sehingga pemodelan yang dihasilkan bersifat lateral. Daerah penelitian merupakan prospek yang dikontrol struktur yang koheren dengan principal displacement zone (PDZ) sesar mendatar N111,50E/770 dan pergerakan oblique transtensional 1,3 0 /N111,8 0E. Arah pergerakan digunakan untuk parameter pencarian variogram dan analisis spasial lain. Alterasi smektit, klorit-smektit, dan zona silisifikasi mengikuti tren kuat anomali magnetik rendah – densitas kelurusan tinggi serta orientasi urat. Terdapat gradasi alterasi smektit ke propilitik dari zona urat. Dari pengukuran ~900 urat yang terdeposisi kurang dari 1 Ma, kebanyakan urat terbentuk dari sebuah kondisi stress axial tension yang memiliki arah sumbu konsentrasi maksimum timurlaut-baratdaya, arah tegasan utama miring ke tenggara, dan stress ratio tinggi. Indeks tekanan fluida (DPI) merupakan nilai non-dimensional tereka yang mewakili tekanan fluida. DPI representatif keseluruhan urat ~0,95 yang diterjemahkan sebagai fluida bertekanan tinggi dan terdapat perbedaan stress signifikan dekat permukaan. Di sisi lain, keseluruhan veinlet memiliki empat kondisi stress; dua di antaranya merupakan axial tension, dan yang lain axial compression. Kondisi axial compression tersebut memiliki arah tegasan utama timur-barat yang mewakili distribusi zona urat dan silisifikasi arah serupa, dan koheren dengan pasangan kekar dengan DPI ~0,04. Meskipun kekar tarik koheren dengan PDZ, DPI tidak cukup kuat untuk membentuk urat.