Alternatif yang dapat dilakukan untuk memecahkan permasalahan transportasi di
Kota Bandung adalah dengan pembangunan prasarana transportasi, salah satunya
dengan pembangunan Jalan Layang Kiaracondong-Buah Batu. Pembangunan
prasarana transportasi tersebut akan mengakibatkan terjadinya perubahan
pemilihan rute pada pergerakan antar zona, sehingga akan mempengaruhi kinerja
jaringan jalan, baik yang terkena langsung maupun tidak langsung dari
pembangunan itu, khususnya untuk wilayah Soekarno Hatta – Buah Batu. Adanya
pembangunan jalan layang tersebut belum tentu dapat menyelesaikan masalah
kemacetan atau panjang antrian pada jaringan jalan di kawasan Jalan Layang. Oleh
karena itu di perlukan analisis untuk mengidentifikasi alternatif konfigurasi dan
mengetahui konfigurasi yang memberikan perbaikan kinerja lalu lintas yang
terbaik. Network Database wilayah kajian dalam penelitian ini adalah Kota
Bandung berjumlah 161 zona dengan 151 zona internal dan 10 zona eksternal.
Fokus kajian dan analisis adalah jaringan jalan kawasan simpang Kiaracondong
dan simpang Buah Batu. Untuk pemodelan jaringan jalan kota Bandung
menggunakan Software SATURN (Simulation and Assignment Traffic to Urban
Road Networks). Secara konsep model dasar SATURN mempunyai tujuh fungsi
utama. Tiga fungsi pertama adalah berkonsentrasi pada mendapatkan arus lalu
lintas pada jaringan dan empat fungsi terakhir secara umum berkaitan dengan
analisis jaringan yang telah terbebani. Berdasarkan hasil pemodelan jaringan Jalan
Layang Kiracondong-Buah Batu, dipilih konfigurasi 1 dengan nilai 0.259 yang
merupakan prioritas ke 2, dikarenakan konfigurasi 4 sebagai prioritas pertama
hanya unggul jaringan Secara keseluruhan pembangunan berdampak positif pada
kinerja jaringan jalan. Hal tersebut ditandai dengan menurunnya nilai V/C ratio.
Tidak hanya secara jaringan jalan saja yang memiliki dampak positif, tetapi juga
dari aspek ruas jalan, simulasi simpang, dan biaya dengan indikator BCR.