Dalam rangka meningkatkan kinerja pelayanan jalan kepada pengguna jalan di
Kota Bogor, pada tahun 2016 Pemerintah Kota Bogor menerapkan kebijakan
manajemen lalu lintas Sistem Satu Arah (SSA) Lingkar Kebun Raya Bogor yang
dimulai pada tanggal 1 April 2016. Penerapan manajemen lalu lintas Sistem Satu
Arah Lingkar Kebun Raya Bogor diharapkan dapat meningkatkan kinerja jaringan
jalan Kota Bogor. Pada hari pertama pelaksanaan manajemen lalu lintas Sistem
Satu Arah Lingkar Kebun Raya Bogor, kemacetan masih terjadi pada ruas-ruas
jalan di Lingkar Kebun Raya Bogor. Berdasarkan hal tersebut diperlukan penilaian
pengaruh penerapan manajemen lalu lintas Sistem Satu Arah Lingkar Kebun Raya
Bogor terhadap kinerja pelayanan jalan (total waktu tempuh, total panjang
perjalanan, total tundaan, rasio volume per kapasitas) pada ruas-ruas jalan di
Lingkar Kebun Raya dan jaringan jalan Kota Bogor.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan manajemen lalu
lintas Sistem Satu Arah (SSA) Lingkar Kebun Raya Bogor terhadap kinerja
jaringan jalan di Lingkar Kebun Raya Bogor dan jaringan jalan Kota Bogor, pola
perpindahan arus lalu lintas pada ruas-ruas jalan di Lingkar Kebun Raya dan
jaringan jalan Kota Bogor, serta alternatif dari manajemen lalu lintas sistem satu
arah pada jaringan jalan Kota Bogor dalam upaya dapat meningkatkan kinerja
jaringan jalan di Lingkar Kebun Raya Bogor dan jaringan jalan Kota Bogor saat ini.
Penelitian ini berdasarkan pemodelan empat tahap dengan menggunakan program
SATURN (Simulation and Assignment of Traffic in Urban Road Netwrok) pada 152
ruas jalan (arteri, kolektor dan sebagian lokal), dan simulasi pada 41 simpang di
jaringan jalan Kota Bogor dengan metode pembebanan Wardrop Equilibrium.
Berdasarkan hasil pemodelan yang telah dilakukan, penerapan manajemen lalu
lintas Sistem Satu Arah Lingkar Kebun Raya Bogor (skenario 2) dapat
meningkatkan kinerja ruas jalan di Lingkar Kebun Raya Bogor, namun berdampak
pada penurunan kinerja jaringan jalan Kota Bogor secara keseluruhan. Skenario 4
(SSA Kota Bogor Alternatif 2) merupakan skenario yang mempunyai kinerja lalu
lintas (total waktu tempuh, total panjang perjalanan, total tundaan dan V/C) yang
lebih baik dibandingkan skenario lainnya.